Hari ini tak ada upacara pergantian jaga Paspampres di Istana
Prosesi pergantian jaga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) khusus hari ini di Istana ditiadakan. Padahal biasanya pergantian jaga Istana dijadwalkan setiap satu bulan sekali di pekan kedua.
Prosesi pergantian jaga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) khusus hari ini di Istana ditiadakan. Padahal biasanya pergantian jaga Istana dijadwalkan setiap satu bulan sekali di pekan kedua.
Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI (Mar) Bambang Suswantono mengatakan tidak adanya prosesi pergantian karena pelaksanaan kegiatan tersebut sangat bergantung kepada kegiatan Paspampres dan pengisi acara.
"Hari ini tidak ada pergantian jaga Istana. Memang tidak dijadwalkan dan bukan karena disebabkan faktor lain," tutur Bambang dalam rilis yang dikirim melalui Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin yang diterima Minggu (11/12).
Menurutnya, seiring dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat sebagai pengisi acara, membuat prosesi pergantian jaga tidak dapat selalu dilaksanakan di pekan ke-2 setiap bulannya. "Semakin banyak pengisi acara seperti marching band dari sejumlah sekolah dan institusi memerlukan waktu persiapan yang lebih lama," jelasnya.
Selain itu, Bambang juga mengatakan bahwa pelaksanaan prosesi tersebut juga disesuaikan dengan situasi dan acara di lingkungan Istana Kepresidenan.
"Seperti bulan Agustus dilaksanakan di Minggu ke-4 karena pada pertengahan bulan bersamaan dengan rangkaian acara peringatan HUT-RI," tuturnya.
Prosesi pergantian jaga Istana Kepresidenan dibuka untuk umum untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Juli 2016. Kemudian berturut-turut dilaksanakan pada 28 Agustus 2016, 25 September 2016, 16 Oktober 2016 dan 20 November 2016.
Dalam atraksi tersebut, tidak hanya menampilkan upacara prosesi pergantian penjaga saja, namun ditampilkan pula sejumlah atraksi kesenian seperti musik orkestra, marching band, dan tarian dari berbagai institusi.
Ke depan, pelaksanaan prosesi jaga Istana ini tetap akan dilaksanakan. "Tentunya akan terus dilaksanakan, mengingat prosesi jaga Istana merupakan arahan langsung Presiden, sebagai upaya mendekatkan Istana dengan masyarakat. Dan Prosesi Jaga Istana sangat dinantikan masyarakat," tandasnya.
Seperti diketahui, Densus 88 menangkap tiga laki-laki dan seorang wanita yang diduga calon pelaku bom atau 'pengantin'. MNS dan AS ditangkap di Jalan Layang Kalimalang, Bekasi. Sedangkan S ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah. Sementara seorang wanita, DNY, ditangkap di rumah kontrakan di Bekasi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan dari sebuah paket ditemukan tim Densus 88 di kantor PT Pos berisi wasiat milik Dian kepadanya orangtuanya. Dalam surat wasiat itu diketahui Dian dipersiapkan menjadi esksekutor yang rencananya dilakukan pada Minggu (11/12) di Istana Negara.
"Rencananya bom tersebut akan diledakkan di Istana Negara pada saat serah terima jaga Paspampres," ujar Argo.