Hasto, speaker kecil, dan nasihat cucu Bung Karno
Hasto sepertinya menyadari bahwa hidup tanpa musik akan menjadi sebuah kesalahan.
Without music, life would be a mistake. Kutipan Friedrich Nietzsche dalam 'Twilight of the Idols' itu barangkali yang telah menginspirasi Hasto Kristiyanto untuk kembali menikmati musik dalam sebulan terakhir.
Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu sejatinya penikmat musik sejak remaja, namun kesibukan dunia politik, terlebih menjelang pilkada serentak Desember mendatang, membuatnya kian berjarak dengan kesenian, yang menurut Plato, telah 'memberi jiwa ke alam semesta'.
Adalah Prananda Prabowo, putra kedua Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang mengingatkan Hasto untuk tetap menikmati musik. Saran dari Nanan, sapaan cucu Bung Karno, itu tidak mengherankan mengingat Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif tersebut juga pembetot bas grup musik Rodinda.
“Mas Nanan mengingatkan saya untuk tetap menikmati musik agar hidup ini tidak terlalu kering. Kalimat Mas Nanan itu menginspirasi saya untuk kembali mengingat hobi lama mendengarkan musik," kata Hasto saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Jakarta, belum lama ini.
Setelah mendengar saran itu, Hasto kini selalu membawa sebuah speaker portabel, di samping tablet yang selalu dia tenteng ke mana-mana. Meski harganya murah, diakui Hasto, speaker mungil miliknya itu mampu mengalahkan pengeras suara yang jauh lebih besar dari sisi kualitas dan detail suara yang dihasilkan.
"Speaker mungil ini teman saya mengelilingi sejumlah daerah untuk persiapan pilkada serentak," ujar Hasto sambil menunjukkan gawai andalannya itu.
Dengan 'mainan' barunya itu, Hasto mulai semangat untuk mencoba mengingat dan mengumpulkan lagu-lagu lama kesukaannya. Jadilah hits Michael Jackson, Bon Jovi, Celine Dion, termasuk lagu-lagu abadi (evergreen) Engelbert Humperdinck, kini bersarang di ponselnya.
“Lagu-lagu Indonesia pun banyak. Lagu miliknya Sheila on 7, 'Jika'-nya Melly Goeslow dan lain-lainnya. Lagu 'Aku Melihat Indonesia' milik Rodinda pun sering saya putar,” ujar Hasto tentang grup band yang lirik lagunya sarat pesan kebangsaan itu.
Hasto mengakui ada cerita di balik setiap lagu yang disimpan di ponselnya. “It Must Have been Love-nya Roxette sempat saya sukai. Ada kisahnya saat di Malioboro. Setiap lagu yang kita sukai tentunya ada kisahnya,” ucap Hasto yang juga fans KoesPlus ini.
Di awal era 90-an Hasto sangat menyukai lagu-lagu ciptaan Gombloh. Salah satunya lagu yang melegenda dan penuh pesan nasionalisme berjudul Kebyar-Kebyar.
“Di masa itu, saya suka banget mendengarkan Kebyar-Kebyar dan lagu kematian saat bangun tidur. Kombinasi paradoks ya,” ujar Hasto sambil tertawa.
Bagi mereka yang kenal lama dengan Hasto, pastilah tahu bahwa pria kelahiran Yogyakarta 49 tahun silam ini penggemar berat Michael Learns to Rock (MLTR). Saat masih SMP di Kota Gudeg, Hasto paling menyukai lagu slowrock dari band Jerman Scorpion berjudul Still Loving You.
“Kalo dari MLTR lagu favorit saya That’s Why (You Go Away). Sebenarnya saya juga suka lagu 25 Minutes tapi nadanya sangat tinggi. Susah saya nyanyinya,” kata Hasto terkekeh.
Hobi lama tapi baru Hasto ini juga memicu perhatian para koleganya. Pernah dalam suatu perjalanan di mobil, Eriko Sotarduga, Wakil Sekjen DPP PDIP, kaget dengan hobinya mendengarkan lagu menggunakan speaker kecil.
“Pak Eriko kaget pas saya setel koleksi Pavarotti di mobil,” ucapnya sambil tertawa.
Dengan musik, Hasto bercerita, dia jadi sangat menikmati setiap perjalanan untuk mempersiapkan pilkada serentak. Capeknya perjalanan darat enam jam Surabaya –Sumenep pulang pergi pun seakan sirna oleh alunan musik.
"Usai memberi pengarahan di Kota Tarakan, saya sambil minum kopi di warung pinggir jalan, speaker ini juga tetap saya setel," kata Hasto sambil tertawa.
Kini Hasto seakan berjanji dalam dirinya untuk tidak lagi meninggalkan musik. Bahkan, dia bertekad akan mengelola partai sambil mendengarkan musik sebagai inspirasi.
“Saya antusias mengurus partai tapi saya tergugah dengan nasihat Mas Nanan agar hidup jangan kering. Saya memilih mendengarkan lagu. Mendengar lagu membuat saya menjadi energik,” pungkas Hasto yang sepertinya menyadari petuah Nietzsche bahwa hidup tanpa musik akan menjadi sebuah kesalahan.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta? Meski pernah menjadi kompetitor di Pilpres, PDIP belakang mulai rajin memuji Anies sebagai sosok yang layak diusung sebagai Cagub Jakarta. Bahkan, PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta. "Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya," Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan. Menurut Utut, sosok Anies memiliki modal yakni popularitas dan elektabilitas untuk bisa memenangi perebutan kursi Gubernur.
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Apa jabatan Purwanto di DPRD DKI Jakarta? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
Baca juga:
Fraksi PDIP dorong agar capim KPK segera di fit and proper test
Pilkada Solo, PDIP siapkan hitung cepat
Henry Yosodiningrat tak terima diberi sanksi oleh MKD
Politikus PDIP dijatuhi sanksi pindah komisi dan gagal masuk MKD
Kamis, PDIP bikin pentas 'Bangun Majapahit', dihadiri Jokowi & Mega