Hijab tak halangi Bripda Nina atasi aksi-aksi teror
Bripda Nina tidak pernah menanggalkan hijab, karena Nina sadar, ini merupakan indentitas Aceh.
Menjadi pasukan Wanteror Brimob bukan perkara mudah. Membutuhkan latihan dan fisik yang kuat serta mental yang teruji. Hal ini lantaran pasukan ini akan dihadapkan dengan aksi-aksi teror dan bahkan bom membutuhkan nyali yang tangguh.
Pasukan Wanteror yang memiliki moto Cepat dan Tepat tentu membutuhkan kedisiplinan, keberanian, kecermatan dan ketangguhan secara fisik. Beraksi cepat dalam setiap gerakan menjadi modal utama pasukan Wanteror ini yang memang dilatih secara khusus.
Meskipun penuh tantangan dan juga selalu dilatih bergerak cepat dan tepat sesuai dengan moto detasemen Gegana Wanteror ini. Tidak menghalangi Bripda Nina Octoviana (22), gadis asli Aceh bergerak, meskipun menggunakan jilbab.
Hijab baginya sudah menjadi bagian dari busana yang dia kenakan setiap hari. Setiap saat, hijab selalu melekat menutup seluruh rambutnya dan dia mengaku tidak pernah menanggalkan hijab, meskipun sedang latihan dan bertugas.
"Tidak masalah dengan jilbab, tidak menghalangi tugas," kata Bripda Nina Octoviana, Senin (2/2) di markas Gegana Brimob Polda Aceh.
Bripda Nina tidak pernah menanggalkan hijab, karena Nina sadar, ini merupakan indentitas Aceh yang kental dengan Islam dan wajib menggunakan hijab. Sehingga dia selalu mempertahankan jilbab walau dalam kondisi apapun.
Pengakuan Bripda Nina ini juga diakui oleh komandannya Kepala Detasemen (Kaden) Kompol Asnawi yang turut didampingi Kepala Sub Detasemen I (Kasubden I) AKP Akmal. Menurut Kompol Asnawi, dirinya tidak pernah melihat rambut gadis Aceh ini.
"Saya sendiri tidak pernah melihat bagaimana bentuk rambut dia, apa keriting atau lurus, karena memang tidak pernah melepaskan jilbab," terang Kompol Asnawi di markas Gegana Brimob Polda Aceh.
Kompol Asnawi sendiri tidak pernah meminta Bripda Nina untuk melepaskan jilbab baik saat latihan maupun bertugas. Karena dari amatannya, tidak menghalangi tugasnya sebagai anggota Wanteror yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan.
Hal senada juga disampaikan oleh AKP Akmal, menurutnya ini menjadi nilai lebih di Aceh bahwa perempuan yang menjadi anggota Wanteror sekalipun bisa menggunakan hijab. "Inilah nilai lebih kita, karena menjadi pasukan Wanteror ini bukan mudah, butuh latihan dan fisik yang kuat," tutupnya.
-
Kapan cengkih menjadi komoditas unggulan di Aceh? Komoditas cengkih pernah berjaya dan menjadi komoditas unggulan di Aceh pada era 1980-an.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Kenapa pantun terimakasih lucu bisa menghibur? Dalam pantun ini, ucapan terima kasih disampaikan dengan nada yang lebih santai dan menyenangkan.
-
Siapa saja yang berhasil menjadi Polwan? Kidung dan Gading berhasil menjadi Polisi Wanita (Polwan).
-
Apa yang dimaksud dengan pantun lucu Betawi? Dalam sastra Indonesia, Anda pasti sudah tidak asing dengan pantun. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang ada dalam karya sastra Indonesia. Pantun ini biasanya terdiri dari dua sampai 4 baris yang berisi kalimat awalan dengan kalimat lain yang mengandung isi. Dalam kalimat tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata yang berima atau mempunyai intonasi akhir yang sama. Bisa dibilang, pantun merupakan budaya yang dilestarikan oleh masyarakat Indonesia.
Baca juga:
Beredar telegram larangan berjilbab, ini kata komandan Polwan
Polri: Kapolda Riau bantah terbitkan larangan jilbab buat Polwan
MUI Riau: Kehebatan Polwan tak berkurang jika berhijab
Beredar larangan Polwan berjilbab, MUI Riau labrak Kapolri
Beredar telegram Polda Riau larang Polwan berjilbab
PKS minta calon Kapolri Budi Gunawan izinkan Polwan pakai jilbab