HTI klaim mau Indonesia berpaham Islam, bukan ganti Pancasila
Terkait mengganti ideologi Pancasila Ismail mengatakan buka menjadi ranah HTI. Pasalnya semangat perubahan yang dilakukan HTI pada kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Juru bicara Hizbut Tahrir Indoensia (HTI) Ismail Yusanto menjelaskan paham yang diajarkan organisasinya kepada anggotanya merupakan ajaran Islam. Ajaran Islam dalam lingkungan organisasi HTI disebut khilafah.
"Kalau paham itu merupakan ajaran Islam, sebutlah khilafah yang jadi kontroversi, itu ajaran Islam. Khilafah disebut lembaga negara Islam, artinya itu ajaran Islam," katanya di DPP HTI, Crowen Palace, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (19/8).
Dia mengaku HTI sebenarnya ingin Indonesia khilafah atau menggunakan paham-paham Islam dalam sistem kelembagaannya. Namun bukan berarti menggantikan Pancasila sebagai landasan negara.
"Iya, khilafah kan ajaran Islam," tegasnya.
Lebih lanjut, Ismail mengungkapkan, ada berbagai ajaran Islam yang telah digunakan dalam pemerintahan. Seperti bermunculannya bank-bank yang berlandaskan syariat Islam.
"Begini, kalau cita-cita orang muslim baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr, (negeri yang subur dan makmur, adil dan aman). Kaya kita punya cita-cita, bank-bank itu berlandaskan syariat Islam lalu bagaimana caranya itu kan dakwah," ungkapnya.
Terkait mengganti ideologi Pancasila Ismail mengatakan buka menjadi ranah HTI. Pasalnya semangat perubahan yang dilakukan HTI pada kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
"Saya ambil contoh sederhana, kerudung. Tahun 80-an dikecam habis. Mereka yang memakai itu dipecat dari SMA Bogor, Bandung, Surabaya. Karena kami yakin itu ajaran Islam maka kami dakwahkan," jelasnya.
"Lalu apa yang terjadi 11 tahun kemudian? Kerudung itu resmi jadi seragam siswa SD, SMP, SMA. Nah HTI itu berada di posisi menyampaikan dakwah Islam, diterima apa enggaknya itu kembali kepada masyarakat," sambung Ismail.
Untuk itu dia menegaskan, harus dibedakan antara dakwah dan perubahan yang dilakukan untuk mengganti landasan ideologi negara.
"Jadi mohon dipisahkan posisi dakwah dengan perubahan," pungkasnya.