Indeks Persepsi Korupsi Stagnan, Indonesia Merosot ke Ranking 115 dari 180 Negara
Sementara dari skor khusus negara- negara Asia Tenggara, Indonesia berada pada peringkat ke-6
Indeks Persepsi Korupsi (IPK), menempatkan Indonesia pada peringkat 115 dari total 180 negara
- Ternyata Ini yang Bikin Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Turun
- Ganjar Soroti Indeks Korupsi Merosot: Kita Tak Serius Mengawal Itu, Good Governance Mesti Diberikan
- TKN Respons Peringkat Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Kembali Merosot
- Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Merosot, Ini Catatan Mantan Ketua KPK ke Pemerintah
Indeks Persepsi Korupsi Stagnan, Indonesia Merosot ke Ranking 115 dari 180 Negara
Transparency International Indonesia (TII) kembali rilis hasil survei terhadap Indeks Persepsi Korupsi (IPK), menempatkan Indonesia pada peringkat 115 dari total 180 negara terendah dalam skor IPK per tahun 2023.
Dengan IPK yang stagnan berada pada skor 34, sama dengan tahun 2022. Namun mengalami penurunan dari sisi rangking negara yang dari 110 pada 2022, kini menjadi 115 pada tahun 2023.
“Artinya kita berada pada kondisi stagnan secara skor, di tahun 2022 kita 34, di tahun 2023 kita 34. Ranking nya merosot 5 point. Dari yang tadinya rangking 110 menjadi rangking 115,” kata peneliti TII, Wawan Suyatmiko dalam peluncuran IPK 2023, Selasa (30/1).
Meski lembaganya tidak menjadi rangking menjadi tolak ukur, namun kata Wawan, kondisi IPK Indonesia cenderung stagnan dan mengalami penurunan. Hal itu bisa menjadi catatan koreksi akan kondisi demokrasi dan akses keadilan di Indonesia.
Sebab untuk melakukan pemberantasan korupsi, bagi sebuah negara harus dapat menjalankan demokrasi secara penuh dan menjaminkan keadilan sosial bagi semua masyarakat.
“Tetapi penting bagi kami sebagai catatan dengan skor yang stagnan ranking bisa turun, ini berarti menjadi satu pertanda buruk. Kalau kita tadi mau menuju negara demokrasi yang penuh dan akses keadilan yang mereka,” ujar Wawan.
Wawan menjelaskan kondisi turunnya IPK Indonesia dari capaian tertinggi pada 2019 dengan Skor 40, turun secara berkala sampai dengan saat ini berada pada skor 34. Sementara jika ditarik sejak survei awal tahun 1995 dengan skor 19, pertumbuhan IPK Indonesia tercatat hanya 0,7.
“Meskipun positif (ada kenaikan) artinya perlu usaha yang sangat keras kalau kita punya impian, tidak usah jauh-jauh kita mau sama dengan Malaysia atau Singapura kita butuh usaha yang sangat keras, dan kita di tahun 2022 ada pada Skor 34,” tuturnya.
Daftar Negara Tertinggi dan Terendah IPK
Adapun dari catatan TII terhadap hasil survei IPK, berikut daftar negara tertinggi dan terendah;
1. Denmark skor IPK 90
2. Finlandia skor IPK 87
3. Selandia Baru skor IPK 85
4. Norwegia skor IPK 84
5. Singapura skor IPK 83
Terendah
176. Yaman skor IPK 16
177. Syiria, Sudan Selatan dan Venezuela skor IPK 13,
180. Somalia skor 11
Sementara dari skor khusus negara- negara Asia Tenggara, Indonesia berada pada peringkat ke-6
Berikut urutannya;
1. Singapura skor IPK 83
2. Malaysia skor IPK 50
3. Timor Leste skor IPK 43
4. Vietnam skor IPK 41
5. Thailand skor IPK 35
6. Indonesia skor IPK 34
7. Philipina skor IPK 34
8. Laos skor IPK 28
9. Kamboka skor IPK 22
10.Myanmar skor IPK 20.