Ini alasan Whisnu berseberang dengan Risma soal penutupan Dolly
"Saya itu kan tidak menolak ditutup, tapi proses penutupan itu yang saya tentang. Wong MUI itu tidak tahu kondisinya."
Wakil Wali (Wawali) Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menyatakan menolak penutupan prostitusi Gang Dolly. Whisnu menilai banyak warga yang menggantungkan hidupnya di lokalisasi tersebut.
Menurut Whisnu, jika dilakukan penutupan, warga yang menggantungkan hidupnya tersebut belum mendapat jaminan apapun.
-
Kenapa Dolly membantu Sherin? “Makanya saya ke mana-mana banting tulang kerja tuh inget almarhum dulu waktu hidup baik banget sama keluarga kita, sama saya baik, kalau saya butuh dibantu dan sekarang gantian gimana saya bisa bantu (keluarga) almarhum,” ungkapnya.
-
Kenapa Tari Beruji Doll diiringi Gendang Doll? Perbedaan ini bukan hanya dari segi fisik saja, namun kualitas suara yang dihasilkan dari setiap pukulan ini jauh berbeda antara Doll dengan alat musik pukul lainnya.
-
Siapa Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Kenapa Rizky Irmansyah menjadi sorotan? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
"Di sini ada buruh cuci, ada tukang parkir ada penjual makanan dan sebagainya. Kalau ditutup terus mereka dapat penghidupan dari mana? Kalau ada jaminan pasca-penutupan, saya yakin warga dengan sendirinya akan menutup lokalisasi. Inikan tidak (tidak ada jaminan)," kata Whisnu saat menggelar mediasi dengan penghuni lokalisasi di RW XI, Kelurahan Putat Jaya, Jumat (16/5) malam.
Politikus asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai, pesangon dan pelatihan kerja yang dilakukan Pemkot Surabaya, tidaklah efektif. "Pelatihan kerja, belajar menjahit cuma dua hari itu, bisa apa, cuma bisa ndondomi katok bedah (jahit celana sobek). Dua minggu, mesin jahit yang diberikan Pemkot pasti dijual, wong nggak dapat order jahit. Nah kalau ada jaminan, saya setuju penutupan. Intinya saya ingin menyelamatkan rakyat saya," dalihnya.
Whisnu mengaku dikecam Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ormas-Ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur. "MUI kemarin mengecam saya, karena dianggap menolak penutupan. Saya itu kan tidak menolak ditutup, tapi proses penutupan itu yang saya tentang. Wong MUI itu tidak tahu kondisinya," jelas dia.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya itu menilai, selama ini, MUI dan Ormas-Ormas Islam yang lain, tidak pernah bersinggungan langsung dengan warga terdampak atas penutupan lokalisasi. Sehingga tidak memahami perputaran perekonomian warga sekitar.
"Mereka itu (MUI) tidak pernah turun langsung meninjau kondisi di lapangan. Begitu juga dengan Pemkot Surabaya. Sehingga tidak tahu betul, akibat dari penutupan itu kepada warga," lanjut dia.
Seperti diketahui, Rabu lalu, MUI dan GUIB Jawa Timur temui Wali Kota Tri Rismaharini untuk membahas masalah penutupan lokalisasi yang dijadwalkan akan ditutup pada 19 Juni atau 10 hari sebelum bulan puasa. MUI dan GUIB Jawa TImur ini, khawatir Risma akan terpengaruh terhadap penolakan penutupan Dolly dan Jarak oleh warga, termasuk Whisnu.
Sekretaris MUI dan GUIB Jawa Timur, M Yunus mengatakan, penolakan Whisnu itu tidak mendasar. Sebab, rencana penutupan lokalisasi sudah direncanakan jauh hari, yaitu sejah 2010 silam.
"Jadi kalau dikatakan terburu-buru dan direncanakan tidak dengan matang, Pak Whisnu itu baru bangun tidur. Dia sendiri baru dilantik jadi wali kota, bagaimana diajak membahas masalah ini," kata Yunus, Rabu lalu di balai kota.
"Saya juga punya rekaman videonya, bahwa setiap ada penutupan lokalisasi dia selalu hadir, saat masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Surabaya, sekarang ganti status tiba-tiba menolak. Ya dia itu baru bangun tidur," tandas Yunus.
(mdk/ded)