Ini jawaban Anies Baswedan ketika ditanya soal larangan ospek junior
Anies memberikan sebuah pengalaman ketika dirinya mengikuti ospek pada 1991 lalu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mendapatkan pertanyaan cukup kritis dari Ketua Osis SMA Negeri 8 Bandung, Sarah. Pertanyaan itu seputar ospek yang biasa dilakukan senior pada juniornya pada masa orientasi sekolah.
Sarah bertanya pada Anies, yang berada dalam acara Bandung Masagi, Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) tanpa kekerasan di Aula SMA Negeri 8 Bandung, Selasa (19/7).
"Saya mewakili OSIS di Kota Bandung ingin menanyakan soal aturan tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) yang dilarang melibatkan senior. Mengapa dibatasi? Sebab kami juga sebagai senior yang menjalankan keseharian di sekolah ingin membimbing adik-adik kelas dengan cara santun," kata Sarah.
Anies merespon baik pertanyaan siswi kelas XII tersebut. Menurutnya pertanyaan itu pantas dijawab untuk menjawab apa yang ada di dalam benak siswa di seluruh Indonesia. Lantas Anies memberikan sebuah pengalaman ketika dirinya mengikuti ospek pada 1991 lalu.
Di era itu masih marak aksi perpeloncoannya, justru kampusnya jauh dari kata tersebut. "Saya juga melakukan saat dulu kuliah. Apa yang saat itu dilakukan? Kami melakukan permainan secara berkelompok, dengan pramuka dan psikologi," ujarnya.
Anies justru meyakini kedekatan dengan cara itu makin membuat senior dan junior terjalin. "Sekarang eranya sudah berbeda. Bukan kolonial. Budaya perpeloncoan itu harus diubah, kita ini negara merdeka dan harus memerdekakan orang lain," jawab Anies di hadapan ratusan siswa dan guru yang hadir.
Dari situlah Anies lewat kementeriannya sudah melakukan pelarangan adanya perpeloncoan di sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 tahun 2016 disebutkan sekolah dilarang menerapkan perpeloncoan pada masa orientasi siswa (MOS) baru.
"Ayo menumbuhkan ketangguhan dengan kedamaian," tambahnya.
Dia mengaku juga pernah terlibat di Osis ketika sekolah dulu. Cara untuk disegani para junior kata dia, bukan menjadi sosok menunjukan 'keseniorannya', tapi tunjukan sebuah karya dan ide yang menarik. Dengan begitu, rasa respek junior pada senior akan terbangun.
"Pesan saya jadilah pemimpin muda yang sebenarnya. Pemimpin muda beda dengan penguasa muda," tegasnya.