Ini penjelasan kepala BNPT soal Siyono bagian dari jaringan JI
Menurut Tito, Densus 88 memiliki banyak informasi mengenai Siyono sebelum melakukan penangkapan.
Terduga teroris Siyono tewas akibat kekerasan yang dilakukan anggota Densus 88 saat ditangkap di Klaten. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Tito Karnavian mengatakan, Siyono merupakan orang yang terlibat dalam jaringan Jemaah Islamiyah pimpinan Abu Bakar Ba'asyir.
"BNPT minta masukan dan laporan. Siyono bagian dari jaringan Jemaah Islamiyah," kata Tito saat rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/4).
Tito menjelaskan, jaringan Jemaah Islamiyah melemah pasca Bom Bali dan operasi Nurdin M Top tahun 2009 serta operasi Janto di Aceh. Namun, komunikasi dan konsolidasi jaringan Jemaah Islamiyah ini masih saja terjadi.
"9 Orang ditangkap ada bahan peledak, 9 orang senjata yang disita masih ada lagi yang belum. 2015 akhir ditangkap 4 orang lagi, mereka mengakui betul 3 senjata sisa lagi dari kelompok, terus diserahkan ke Awang," beber Tito.
"Awang ditangkap 7 Maret kemudian Awang dinyatakan ada 3, sebagian dititipkan lagi ke Siyono. Dia pengurus dari kelompok ini, saat ditangkap dititipkan lagi ke Tomi alias Giri alias Pak Pendek di Wonogiri," sambungnya.
Menurut Tito, Densus 88 memiliki banyak informasi mengenai Siyono sebelum melakukan penangkapan. Terindikasi masuk dalam jaringan terorisme, aparat bergerak dan membawa Siyono.
"Di tengah perjalanan, barang enggak ada, tidak terbogol melakukan perlawanan. Itu terjadi luka, kekerasan tumpul karena fightnya satu lawan satu di belakang mobil. Ini penyidikan masih berjalan di Propam," ucap Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menggambarkan, kasus jaringan Siyono ini sudah ada sejak lama, tahun 1999. Pengalaman 30 tahun di reserse, Tito menambahkan, jaringan teroris ini sangat kuat militansinya dengan motif ideologis.
"Mereka siap mati, mereka terlatih counter intelijen, senjata. Kami mohon kiranya isu Siyono jangan sampai melemahkan penegakan hukum dan penanggulangan terorisme," jelas Tito.
"Gelombangnya untuk bubarkan Densus dan pasti ditangkap dengan manis oleh terorisme jangan sampai terjebak. Penanganan kasus terorisme, kita lihat kembali ancaman dan warga yang terbelah belah jadi korban oleh kelompok terorisme," tandasnya.
Baca juga:
Tim hukum kaget Siyono sudah ditetapkan sebagai tersangka
Diperiksa Propam, ayah Siyono dicecar pertanyaan soal autopsi
Kepala BNPT akui Densus 88 biasa beri uang buat keluarga teroris
Tim hukum sebut polisi cuma melakukan CT Scan jenazah Siyono
Ayah terduga teroris Siyono pasrah dengan hasil autopsi
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Kenapa Kurniawan Dwi Yulianto dipanggil "Kurus"? Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan,hingga PSMS Medan.
-
Apa pesan utama yang disampaikan Kolonel Edward Sitorus kepada prajurit TNI? “Jaga nama baik asal-usul Anda, nama baik Suku, nama baik daerah,” tutur Edward.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Bagaimana Dr. Sardjito membuat ransum TNI? Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'. Bentuknya yang bulat bisa memberikan energi untuk para tentara ketika di medan perang.