Irjen Budi Waseso blak-blakan soal kabareskrim sampai KPK-Polri
Budi Waseso yang belakangan baru saja dilantik jadi kabareskrim, banyak bicara soal jabatan barunya.
Jabatan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri kini diemban sosok baru, yakni Irjen Budi Waseso. Jenderal berbintang dua ini menggantikan Komjen Suhardi Alius yang diam-diam sudah dipindahtugaskan ke Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Memang pergantian jabatan Kabareskrim itu masih menjadi tanda tanya. Momennya juga hampir sama dan sangat berdekatan dengan pencopotan Jenderal Sutarman sebagai kapolri, padahal Sutarman masih sekitar 9 bulan lagi memasuki masa pensiun.
Sutarman akhirnya digantikan oleh wakilnya, Komjen Badrodin Haiti. Badrodin pun kini punya jabatan baru, yakni Pelaksana Tugas (Plt) Kapolri.
Budi Waseso yang belakangan baru saja dilantik jadi kabareskrim, akhirnya banyak bicara soal jabatan barunya kepada para awak media. Bahkan dia juga blak-blakan soal kondisi saat ini.
Berikut rangkuman merdeka.com soal pernyataan-pernyataan Kabareskrim baru, Irjen Budi Waseso, Rabu (21/1) pagi:
-
Kapan Susno Duadji menjabat sebagai Kabareskrim? Ia menduduki jabatan tersebut sejak 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009 silam.
-
Kapan DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Apa yang dilaporkan Nurul Ghufron kepada Bareskrim Mabes Polri? Dia melaporkan anggota Dewas tersebut dengan dugaan pencemaran nama baik.
-
Apa yang dilakukan Bareskrim Polri untuk memberantas jaringan FP? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Kapan Patung Shigir ditemukan? Patung Shigir ditemukan pada Januari 1890 di wilayah Sverdlovsk, di pinggiran barat Siberia, Rusia.
-
Bagaimana cara Bareskrim Polri untuk memberantas jaringan FP? Keberhasilan ini hasil kerja sama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, dan instansi terkait lainnya.
Budi Waseso tak pernah minta jadi Kabareskrim gantikan Suhardi
Sehari setelah dilantik menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) menggantikan Komjen Suhardi Alius, Irjen Budi Waseso mengaku ingin segera menyelesaikan tugas-tugas yang belum selesai. Menurutnya, Komjen Suhardi Alius, masih banyak meninggalkan pekerjaan di Bareskrim Mabes Polri.
"Saya mau kerja. PR (pekerjaan rumah) yang masih ditinggalkan Kabareskrim sekarang menjadi pekerjaan saya," kata Budi kepada awak media di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/1).
Disinggung soal kenapa jabatan yang diembannya saat ini diberikan kepadanya, Budi enggan berkomentar lebih jauh. Dia hanya menjawab secara diplomatis.
"Jangan tanya saya, ini bentuk pengabdian saya," ujarnya.
Lebih lanjut, Budi juga menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memilih ataupun meminta untuk menggantikan Suhardi.
"Saya tidak pernah memilih dan saya tidak pernah meminta," terangnya.
Budi Waseso akui dekat dengan calon Kapolri Budi Gunawan
Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri, Irjen Budi Gunawan, mengaku dekat dengan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan. Menurutnya hubungan dekat antara atasan dengan bawahan merupakan hal yang wajar.
"Saya perlu jelaskan, saya ini kasespim di bawah kalemdikpol, jadi sudah sewajarnya dong saya mendampingi atasan. Saya anak buahnya langsung mendampingi pimpinan, itu wajar," kata Budi Waseso di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/1).
Namun Budi Waseso dan Budi Gunawan ini memang disebut-sebut dekat. Kedua jenderal ini diduga makin akrab karena diduga kedua anaknya saling berpacaran dan berniat besanan.
"Memang udah ada yang kawin? Jangan dikaitkan. Saya kira kita ingin bekerja yang baik, jangan diplesetkan. Jangan nanti, oh karena namanya sama, itu kebetulan saja," imbuh jenderal bintang dua ini.
Benarkan ada jenderal pengkhianat di Mabes Polri
Irjen Budi Waseso sempat menyebut ada sosok pengkhianat di Mabes Polri. Hal itu masih ada kaitannya dengan pencalonan kapolri Komjen Budi Gunawan yang tiba-tiba malah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus rekening gendut.
Budi blak-blakan soal sosok pengkhianat itu saat dirinya mulai disebut-sebut menjadi pengganti Komjen Suhardi Alius sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri. Suhardi juga tiba-tiba dicopot dari Kabareskrim dan dipindahtugaskan ke Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Saat kembali ditanya oleh para awak media terkait identitas pengkhianat di internal kepolisian itu, Budi terkesan sudah ogah membahasnya. Dia pun cuma membenarkan ada sosok itu.
"Bisa saja. Itu pengkhianat internal. Urusan internal, nanti kita lihat," kata dia di Mabes Polri, Selasa (20/1).
Budi berharap Polri-KPK saling hormati tak main tabrak aturan
Sebagai orang baru di Markas Trunojoyo, Waseso berjanji bakal bekerja dengan baik dan bersinergi dengan semua lembaga penegak hukum di Tanah Air, termasuk dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Itu kan ketentuan, koordinasi itu kan ketentuan. Kita kan ada MoU, ada peraturan perundang yang mengatur itu semua, saya kira secara normatif kita tetap lakukan," kata Waseso saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/1).
Meski ada MoU yang mengikat, Waseso tetap meminta institusi penegak hukum termasuk KPK saling menghormati aturan main di masing-masing lembaga. Dia tak mau MoU yang ada malah membuat lembaga hukum saling menjatuhkan.
"Ada pengaturan yang mengikat itulah yang kita hormati. Karena ada MoU ya kita hormatilah MOU itu, sama-sama lembaga penegak hukum. Kalau kita sama-sama lembaga penegak hukum dan sama-sama tahu aturan, norma-norma itu harus dijunjung tinggi. Tidak ditabrak-tabrak, saya kira itu," teganya.
Soal KPK memeriksa beberapa pejabat Bareskrim terkait kasus suap dan gratifikasi Komjen Budi Gunawan, Waseso tak masalah. Tetapi dirinya akan tetap melakukan pemantauan.
"Itu kan kewenangan KPK, saya sebagai kabareskrim yang baru, saya harus melihat dulu. Artinya gini, saya belum tahu. Kalau pas saya di sekolah (soal pos lamanya), saya akan jelaskan dari a sampai 2 baru kemaren saya dilantik kabareskrim," pungkasnya.
Tak takut bernasib sama seperti Susno Duadji
Resmi jadi Kabareskrim Mabes Polri, Irjen Budi Waseso berjanji akan bekerja keras. Budi juga menegaskan tak takut jika dirinya bernasib sama dengan Kabareskrim terdahulu yakni Susno Duadji.
Hal itu disampaikan Budi, mengingat Susno pernah ditangkap dalam kasus korupsi dana pengamanan pemilihan kepala daerah Jawa Barat tahun 2008, dan penerimaan suap penanganan perkara PT Salmah Arwana Lestari di Pekanbaru, Riau.
"Kalau salah ya tangkap saja, itu wajar saja, manusia. Tapi kalau tidak salah, ya pasti ada perlawanan," kata Budi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/1).
Bukan tanpa sebab Budi menyatakan siap ditangkap bila terbukti bersalah. Pasalnya, dia ingin mengembalikan citra Bareskrim yang sempat terpuruk oleh sikap Kabareskrim terdahulunya itu.
"Misalnya, tidak ada lagi penyidikan dengan bayaran uang dan segala macam," terangnya.
Menurut penuturan Budi, meski sudah delapan tahun berkecimpung di Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, bukan berarti tidak bisa menjalankan tugas yang diamanahkannya sebagai Kabareskrim.
Dia sesumbar dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang menjadi tugasnya saat ini. "Nanti kita buktikanlah," pungkasnya.