Isi rekaman: Budi Gunawan kerahkan Babimnas demi menangkan Jokowi
Bahkan SN menyebut telah menghabiskan uang Rp 500 miliar untuk memenangkan Jokowi di Bumi Papua.
Dalam rekaman pembicaraan yang diduga dilakukan oleh Setya Novanto, Maroef Sjamsoeddin dan Muhammad Riza Chalid, juga disebut-sebut nama BG. BG ini merujuk pada Komjen Budi Gunawan.
Budi Gunawan sebelumnya disebut-sebut sebagai calon Kapolri. Banyak pihak yang mendukung Budi menjadi orang nomor satu di tubuh Korps Bhayangkara, namun akhirnya batal.
BG yang disebut-sebut berjasa besar dalam pencapresan Jokowi ternyata juga dibenarkan oleh MR dalam rekaman tersebut. MR yang merujuk pada Muhammad Riza ini menyebut bila ada peran besar BG dalam kemenangan Jokowi di pilpres.
"Padahal pada waktu pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan," ujar MR dalam rekaman tersebut yang dikutip merdeka.com, Kamis (3/12).
Dalam rekaman itu, SN lalu menimpali. Peran BG juga sampai di Papua. Bahkan SN menyebut telah menghabiskan uang Rp 500 miliar untuk memenangkan Jokowi di Bumi Papua.
"Habis Pak, hampir setengah triliun," ujar SN.
Kapolda Papua saat itu, Irjen Tito Karnavian akhirnya dijadikan Kapolda Metro. Menurut Riza, Tito jadi Kapolda atas kemauan Jokowi, sedangkan Budi Gunawan ingin Irjen Raden Budi Winarso yang jadi Kapolda Metro.
"Tito, akhirnya ditarik ke Jakarta supaya nggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi (Irjen Raden Budi Winarso). Tapi Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta. Yang minta Jokowi," ujar MR.