Jemaah Tarekat Syattariyah baru pagi tadi gelar Salat Idul Fitri
Mereka berpuasa selama tiga puluh hari sehingga ikut Salat Id hari ini.
Jemaah Tarekat Syattariyah yang berdomisili di daerah Limau Manis dan perbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, melaksanakan Salat Idul Fitri 1436 H hari ini.
"Rata-rata yang merayakan lebaran tersebut merupakan jemaah Syattariah dan beberapa orang yang ikut berpuasa selama tiga puluh hari sehingga ikut Salat Id hari ini," kata Selis, salah seorang warga Limau Manis yang ikut Salat Id di Padang, Sabtu (18/07).
Seperti diberitakan Antara, Selis menyebutkan alasan keluarganya merayakan lebaran Sabtu ini karena mengikuti ajaran dari Tarekat Syattariyah tersebut.
Selain itu surau atau masjid tempatnya biasa salat dan mengaji, mengadakan Salat Id pada hari Sabtu. "Kami sekeluarga hanya mengikuti apa yang telah diajarkan guru saja," katanya.
Meskipun berbeda dalam hal Salat Id dengan kebanyakan umat Islam Indonesia, dia mengaku tetap melakukan silaturahim dan anjangsana ke keluarga terdekat. "Hal ini membuktikan tidak adanya perbedaan antara masyarakat yang merayakan lebaran Jumat atau Sabtu," ucapnya.
Warga lain Idi (53) mengaku memilih berlebaran dan Salat Id pada Sabtu ini untuk menyempurnakan puasa selama tiga puluh hari.
"Puasa sebulan ya tiga puluh hari, saya yakin Ramadhan tahun ini pun begitu, sehingga 1 Syawal jatuh pada hari ini," ujarnya.
Menurut dia masyarakat yang berlebaran pada Sabtu ini mempercayai pada 1436 H, Ramadhan datang selama tiga puluh hari. Hal ini juga, katanya, sesuai dengan penanggalan Jawa, sehingga wajar jika sebagian Keraton di Jawa juga berlebaran.
Berbeda hal dengan seorang warga Firman (30) yang mengaku melakukan Salat Id karena ikut kedua orangtuanya. Dia mengaku pada sehari sebelumnya tidak melakukan ibadah puasa, namun tidak melaksanakan Salat Id.
"Saya lebih percaya pemerintah dan Muhammadiyah, namun keluarga besar tetap menjadi prioritas, untuk itu diputuskan berlebaran Sabtu ini."
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan akan menghormati setiap perbedaan yang terjadi dalam pelaksanaan Salat Id di tengah masyarakat. "Semuanya merupakan warga Sumbar, sudah sepatutnya kami menghargainya," ucapnya.