Jaringan Kiai Santri Ingatkan Klaim Kemenangan Pilpres Upaya Delegitimasi KPU
Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) sebut klaim kemenangan Pilpres 17 April 2019 lalu oleh pihak Paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, sebagai upaya mendelegitimasi peran Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) sebut klaim kemenangan Pilpres 17 April 2019 lalu oleh pihak Paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, sebagai upaya mendelegitimasi peran Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Jangan sampai over acting yang melebihi kapasitasnya, sehingga mendelegitimasi KPU," tegas Sekjen JKSN, KH Zahrul Azhar Asad alias Gus Hans di Posko JKSN, Jalan Diponegoro, Surabaya, Sabtu (20/4).
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa hasil Quick Count Charta Politika untuk Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka? Capres/Cawapres nomor urut 2: Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka: 57,26 persen
-
Apa itu quick count? Quick count adalah metode perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei atau lembaga riset untuk memprediksi hasil pemilu berdasarkan sebagian data suara yang sudah masuk.
-
Siapa yang melakukan Quick Count? Quick count dilakukan oleh lembaga survei, lembaga pemantau pemilu, atau kelompok masyarakat sipil yang independen dan tidak terafiliasi dengan calon atau partai politik.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Apa sebenarnya Quick Count itu? Quick count atau hitung cepat adalah proses perhitungan suara secara cepat dan sementara yang dilakukan oleh lembaga survei atau kelompok masyarakat untuk memperkirakan hasil suara dalam suatu pemilihan umum.
Gus Hans menambahkan, upaya delegitimasi yang saat ini ramai di media sosial (medsos) itu seperti tidak percaya dan meragukan real count hasil Pemilu 2019 oleh sejumlah lembaga survei yang kredibel, serta melakukan tindakan degradasi pada kinerja KPU RI.
"Saya khawatir, ini bukan dimunculkan dari pendukung 01 maupun pendukung 02 tapi ada orang-orang yang memang tidak menghendaki demokrasi di Indonesia," duga Gus Hans.
Lihat juga berita tentang Pilpres 2024 di Liputan6.com
Lebih lanjut, kiai muda pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum, Jombang ini menegaskan, dalam polemik hasil Pilpres 2019 ini, JKSN sebagai lembaga dari unsur kiai dan santri, sekaligus pendukung Jokowi-Ma'ruf, tetap menghargai hasil quick count sebagai hasil karya ilmiah.
"Kami menghargai karya ilmiah yang merupakan science based approach atau mengedepankan keilmuan. Salah satunya adalah quick count. Kami tidak menjadikan quick count sebagai satu-satunya metode, namun menjadi salah satu pegangan kita selama belum ada hitungan lengkap dari KPU," sambung Gus Hans.
Di tempat sama, Ketua JKSN, M Roziqi, juga mengimbau ke seluruh elemen JKSN yang telah berjuang untuk mengawal pasangan Jokowi-Ma'ruf untuk tidak mudah percaya dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya, dan menyebar opini seakan-akan paslon nomor urut 01 kalah.
"Berbagai opini seakan-akan yang mengatakan 01 kalah, perolehannya enggak sesuai quick count, kami mengimbau masyarakat, khususnya Jatim, jangan cepat percaya, mari kita tabayyun dan menunggu hasil KPU yang pada tanggalnya akan mengumumkan hasil real count-nya seperti apa," kata Roziqi.
Baca juga:
Sudah 3 Petugas KPPS di Sukabumi Meninggal, di Tasikmalaya Bertambah 1
Bawaslu Rekomendasikan 112 TPS di Riau lakukan Pemungutan Suara Ulang
Tolak Alasan Human Error Input Data, Kubu Prabowo-Sandi Laporkan KPU ke Bawaslu
TKN Sudah Deklarasikan Menang Pilpres 2019, Jokowi Pilih Tunggu Penghitungan KPU
Penghitungan Surat Suara Hampir 9 Jam, Jokowi Tumbangkan Prabowo di Amerika Serikat
Hashim Sebut Jokowi Utus Luhut Panjaitan Bertemu Prabowo di Kertanegara, Besok