Jelang akhir jabatan, Anas genjot investasi Banyuwangi
Dikatakan Anas, untuk makin menarik minat investor, pihaknya telah menyiapkan perda insentif penanaman modal.
Jelang akhir masa baktinya sebagai Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, yang habis pada Oktober mendatang, Abdullah Azwar Anas terus berambisi menggenjot pertumbuhan investasi di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu.
Dikatakan Anas, untuk makin menarik minat investor, pihaknya telah menyiapkan peraturan daerah (Perda) berupa pemberian insentif penanaman modal di Banyuwangi. Anas mengaku, Perda tersebut telah diajukan ke DPRD Banyuwangi.
Menurutnya, pemberian insentif ini merupakan bentuk dukungan Pemda Banyuwangi kepada para penanam modal dalam rangka mendorong gerak ekonomi daerah.
"Pemerintah daerah memberikan insentif sesuai kewenangan, kondisi, dan kemampuan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan," papar Anas saat berada di Surabaya, Kamis (12/3).
Kader Nahdlatul Ulama (NU) ini menjelaskan, kriteria investor yang bisa mendapatkan insentif antara lain, memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat, menyerap banyak tenaga kerja lokal, menggunakan sumber daya lokal.
Tak hanya itu, mereka juga harus berkontribusi dalam peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB), berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, bermitra dengan UMKM atau koperasi, dan memberi nilai tambah bagi produk lokal.
"Misalnya, ada perusahaan minuman jeruk atau olahan kulit manggis, kami beri insentif karena Banyuwangi kan pusatnya jeruk dan manggis. Demikian pula perusahaan yang mau investasi pertanian, kami siapkan irigasi penunjangnya. Teknis detil insentif akan dituangkan dalam Peraturan Bupati," jelas Anas.
Bentuk insentif yang diberikan, lanjut dia, juga berupa pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah, pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah, pemberian dana stimulan, atau pemberian bantuan modal. "Kami juga bantu sediakan penyediaan lahan atau lokasi, pemberian bantuan teknis, dan percepatan pemberian perizinan," jelasnya.
Di Banyuwangi sendiri, kata Anas, nilai investasi terus mengalami peningkatan. Pada 2012, nilai investasinya sebesar Rp1,19 triliun. Kemudian meningkat 280 persen menjadi Rp 3,38 triliun pada 2013. Di Tahun 2014 naik 1,7 persen atau meningkat menjadi Rp 3,44 triliun. Dan hingga awal Maret 2015, investasi yang sudah masuk di level Rp 586,57 miliar.
Peningkatan investasi ini, kata Anas, mampu mendorong kesejahteraan masyarakat. Terbukti dengan pendapatan per kapita yang naik tajam 70 persen dari Rp 14,97 juta pada 2010 menjadi Rp 25,5 juta di 2014. "Untuk PDRB, naik tajam 71 persen dari Rp 23,56 triliun pada 2010 menjadi Rp 40,48 triliun pada 2014," tandas dia.