Jenazah begal motor yang tewas dibakar massa belum ada mengakui
Hingga kini belum ada pihak yang mengunjungi jenazah yang memiliki tato bertuliskan GBR itu.
Petugas Polsek Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih belum mendapati adanya keluarga pelaku begal motor yang tewas pada Selasa (24/2) lalu karena dibakar massa.
"Belum ada sama sekali yang mengaku dari kerabatnya," ujar Kanit Reskrim Polsek Pondok Aren IPTU Agung Aji ketika dikonfirmasi, Kamis (26/2).
Senada dengan itu, petugas RSUD Kabupaten Tangerang juga yang mengurus jenazah pelaku begal. Hingga kini belum ada pihak yang mengunjungi jenazah yang memiliki tato bertuliskan GBR itu.
"Iya, belum ada satupun yang mencari atau mengakui kalau jenazah itu anggota keluarga atau kawannya," tutur Humas RSUD Kabupaten Tangerang, Ahmad Nizar.
Menurut Nizar, karena jenazah tersebut merupakan limpahan dari Polsek Pondok Aren, maka pihaknya baru akan melakukan tindakan berikut sesuai koordinasi dari polisi.
"Sekarang mayatnya belum diapa-apakan. Kami tunggu perintah dari pihak polsek saja. Kalau kami diminta autopsi, ya segera kami lakukan, begitupun kalau diminta dikubur," kata Nizar.
Diketahui sebelumnya, warga Jalan Raya Ceger, Pondok Karya, Pondok Aren, Kota Tangsel membakar seorang begal motor hingga tewas pada Selasa (24/2) dini hari lalu setelah sang begal tertangkap basah sedang berusaha merampok sepeda motor yang ditunggangi Wahyu Hidayat (21) dan Sri Astriani (20)
-
Kapan lelang motor Omesh berakhir? Setelah nungguin sekitar 4 hari, akhirnya ada yang menang lelang dengan harga Rp 300 juta.
-
Kenapa tangki motor bisa berkarat? Tangki motor berkarat adalah masalah umum yang dapat mempengaruhi performa dan keselamatan kendaraan. Karat pada tangki motor biasanya disebabkan oleh reaksi kimia antara logam tangki dan kelembapan di udara atau bahan bakar yang mengandung air.
-
Di mana sekte pemuja sepeda motor berada? Gerakan spiritual ini bermula di Desa Chotila, Rajasthan, India, di mana para penduduk bikin kuil untuk sepeda motor dan pemiliknya yang tewas bernama Om Banna.