Jeritan Hati Keluarga Afif Maulana: Antara Asa dan Kecewa
Temuan tim PDFMI Afif Maulana meninggal karena luka yang diderita usai jatuh dari ketinggian.
Tim dokter independen dari Perhimpuan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI) mengungkap hasil eksumasi jenazah Afif Maulana (13). Afif meninggal karena luka yang diderita usai jatuh dari ketinggian.
Afif ditemukan tewas di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang pada 9 Juni 2024 lalu.
- Pengakuan Mengejutkan Yati Pesek, Akui Cuma Nangis di Kamar Usai Dihina Miftah Maulana di Depan Umum
- Ekshumasi Jasad Afif Maulana Dilakukan Besok, Ini Tim yang Dilibatkan
- 30 Kata-Kata Minta Maaf Nisfu Syaban, Pererat Silaturahmi di Malam Mulia
- Jelang Pencoblosan, Raffi Ahmad Sekeluarga Gelar Pengajian da Doa Bersama, Penampilan Nagita Adem Banget
Rinal, ayah Afif Maulana sangat kecewa temuan tim PDFMI. Keluarga menilai tim dokter tidak menyampaikan hasil 19 sampel yang diambil pascaproses ekshumasi.
"Sedangkan yang di dada tidak dijelaskan sama sekali. Saya kecewa kenapa tidak secara deteil dijelaskan," kata Rinal, Kamis, (26/9).
Rinal sangat yakin anaknya meningga dunia sebelum jatuh dari ketinggian yakni jembatan Kuranji. Buktinya, paru-paru Afif tidak ditemukan air.
"Dan dokter pun bilang itu menjadi misteri kenapa tidak ada air yang masuk padahal tubuh Afif berada di dalam air," tuturnya.
Direktur LBH Padang, Indira Suryani, selaku kuasa hukum keluarga korban mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan salinan resmi dari hasil eskumasi Afif Maulana. Padahal sebelum proses eskhumasi dilakukan, tim dokter berjanji akan memberikan salinan hasil tersebut kepada keluarga maupun kuasa hukum korban.
Pada saat proses eksumasi pada 18 Oktober 2024, dokter tim dokter forensik mengatakan ada 16 sampel jaringan lunak dan 3 sampel jaringan tulang yang diambil dari jenazah Afif. Namun pada saat konferensi kemarin, itu tidak dijelaskan secara rinci.
"Hasil analisinya, dokter Ade menerjemahkan AM jatuh dari ketinggian, tetapi kami masih mendalami itu karena ada beberapa hal yang harus kami pastikan, pertama terkait lokasi TKP yang berubah dratis, kemudian tidak adanya air di tubuh Afif sesuai dengan yang disampikan dokter Ade, sementara tubuh Afif berada di dalam air," ujar Indira pada saat konferensi pers di LBH Padang, Kamis, (26/9).
Ia juga menyayangkan, peryataan dokter Ade karena menganggap dugaannya tidak didukung dari dokumen penyidik. Namun demikian, Indira berjanji akan terus berjuang untuk keadilan Afif. Selain itu, keluarga juga menunggu salinan dokumen hasil ekshumasi Afif dari tim PDFMI.
"Kami dan keluarga sepakat untuk berjuang dan mencari tahu apa yang terjadi pada Afif dan kenapa Afif berada di jembatan kala itu," ujarnya.
Seperti diketahui, penemuan jenazah Afif saat itu bertepatan dengan polisi membubarkan tawuran. Itu sebabnya, keluarga meyakini Afif meninggal karena dianiaya kepolisian bukan terjatuh atau melompat.
Tudinga itu dbantah oleh Polda Sumbar. Kemudian, pada 8 Agustus 2024, tim PDFMI melakukan eksumasi Afif Maulana.