JK terusik media barat sebut Anies menang didukung Islam garis keras
Protes itu disampaikan JK ketika bertemu dengan Wapres AS, Michael Richard 'Mike' Pence.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyoroti pemberitaan media asing terkait kemenangan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno versi hitung cepat (quick count). Pasalnya, sejumlah media asing menilai kemenangan paslon nomor urut 3 itu lantaran didukung oleh Islam garis keras yang ada di Jakarta.
"Soal Pilkada, tadi saya ketemu wakil Presiden Amerika. Saya bilang ndak (tidak) adil ini media luar, karena yang menang banyak didukung oleh teman-teman dari sisi Islam malah dianggap garis keras yang menang," kata JK di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/4).
Menurut JK, dalam pesta demokrasi tersebut yang menang bukanlah salah satu paslon, melainkan warga Jakarta. JK melanjutkan, Anies bukanlah bagian dari Islam garis keras.
"Saya kira Pak Anies itu paling ringan orangnya, buka paling keras. Paling lembut di antara yang keras itu karena ada Imam yang besar. Imam yang suka sama beliau, dianggap besar oleh pendukungnya padahal cuma pendukung saja," tutur JK.
JK menegaskan, siapapun pemilihnya tak begitu penting. Sebab pada akhirnya, pemimpin terpilih harus memimpin rakyat dari semua golongan.
"Apakah dipilih sama yang ringan sama yang keras tak ada bedanya karena nanti memimpin orang banyak juga," ucap JK.
Untuk itu, dia berharap semua pihak bisa memahami bahwa dalam berdemokrasi usai pemilihan yang menang bukanlah salah satu kandidat. Melainkan warga yang telah dengan dewasanya untuk ikut memilih pemimpinnya sendiri.
"Jadi mudah-mudahan dipahami karena yang menang demokrasi harus kita hormati," pungkasnya.
Seperti diketahui, beberapa media asing menulis bahwa kemenangan Anies dan Sandiaga versi hitung cepat adalah kemenangan Islam garis keras. Seperti Wall Street Journal, media asal Amerika Serikat ini menulis Anies-Sandiaga menang karena didukung Islam garis keras.