Jokowi: Jangan lawan politik di Pilkada dipindah ke tempat terpencil
Jokowi juga menyindir kepala daerah yang awal menjabat menunjukkan etika baik namun perlahan-lahan bertikai kembali.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir kepala daerah yang semena-mena menggunakan jabatannya untuk menyingkirkan lawan. Pertikaian yang berawal dari pertarungan Pilkada itu sudah sampai ke telinga Presiden.
"Jangan juga yang dulunya lawan politik di Pilkada malah dipindah ke tempat terpencil. Saya tahu kok, saya dengar," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Gubernur Seluruh Indonesia serta Wakil Gubernur, Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah serentak 2015 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (8/4).
Tidak hanya itu, Jokowi juga menyindir kepala daerah yang awal menjabat menunjukkan etika baik namun perlahan-lahan bertikai kembali dengan lawan politiknya. "Biasa awal-awal mesra, nanti kalau pertengahan berantem. Saya harap bapak-bapak jangan bertarung terus, bertarung itu lima tahun sekali. Bapak-bapak ditunggu rakyat, kerja-kerja nyata terus ditunggu," ujar Presiden.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2015 bisa mengubah paradigma dalam mengolah APBD. Selain anggaran, ada dua hal penting yang ditekankan yaitu persoalan kompetisi, deregulasi.
Mengenai kompetisi, Presiden menilai pemerintah pusat dan daerah masih takut dan ragu membuat terobosan baru. Padahal saat ini, Indonesia memasuki pasar bebas.
"Kompetisi kadang kita takut dan ragu, sebetulnya kita tidak perlu takut," ujarnya.
Sementara terkait deregulasi, Presiden sudah memerintahkan Menteri Dalam Negeri untuk memangkas ribuan peraturan daerah yang bertentangan dengan Undang-Undang dan menyulitkan perizinan.
"Ada 3.000 perda bermasalah, saya sudah perintahkan jangan kaji-kaji lagi, langsung dihapus saja karena sangat menyulitkan," tegasnya.