Jokowi: Sekarang orang lupa bedanya kritik dengan menghina & makar
Menurut Jokowi, Indonesia selalu menghargai kebebasan berpendapat. Namun, dia meminta masyarakat bisa membedakan menyampaikan aspirasi dengan aksi menggulingkan pemerintah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan selamat Ulang Tahun yang ke-10 kepada seluruh kader Partai Hanura di Tanah Air. Hal ini diungkapkannya saat membuka acara Munaslub Partai Hanura di Jl Mabes Hankam No 69, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/12).
"Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat HUT ke-10 kepada segenap kader Partai Hanura hari ini," kata Jokowi.
Partai Hanura di bawah kepemimpinan Wiranto, kata Jokowi, telah memberikan konstribusi besar kepada Indonesia. Partai Hanura juga tumbuh sangat cepat sehingga menjadi salah satu partai politik (parpol) ternama di Tanah Air.
"Dan bahkan sekarang disampaikan ketum Partai Hanura (Wiranto) bahwa Partai Hanura akan memancarkan TV-nya, Bamba TV. Saya bertanya Bamba TV itu apa? Ternyata dijawab ketum Bamba itu Bambu Apus karena sekretariatnya terletak di Jalan Bamba Apus," ujar dia.
Di HUT ke-10 ini, Jokowi berharap Partai Hanura menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun Indonesia lebih baik. Pemerintah, kata dia, masih membutuhkan Partai Hanura dalam mengatasi berbagai masalah.
Dalam kesempatan ini, Jokowi mengingatkan agar kader Partai Hanura tidak menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak produktif.
"Jangan sampai energi habis untuk hal-hal yang tidak perlu, hal-hal yang tidak produktif seperti akhir-akhir ini, orang lupa bedanya kritik dengan menghina. Orang lupa. Orang lupa bedakan mana kritik dan mana menghina. Tidak bisa memilah mana kritik dan mana hasut, mana kritik dan mana ujaran kebencian. Maka kritik dan mana makar. Padahal bedanya jauh sekali," tegas Jokowi.
"Jangan sampai energi besar habis untuk hal seperti ini. Padahal bedanya jelas kritik dan menghasut, kritik dan menghina. Apalagi kritik dan makar, jelas sekali," sambung dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, Indonesia selalu menghargai kebebasan berpendapat. Namun, dia meminta masyarakat bisa membedakan menyampaikan aspirasi dengan aksi menggulingkan pemerintah.
"Demo setiap hari juga boleh tapi kalau makar tahu sendiri," tandasnya.