Kabar Baik! Indonesia Segera Uji Coba Vaksin Corona ke Hewan
"Mungkin dalam dua sampai tiga bulan kedepan, ya artinya bisa dimurnikan lalu diujikan kepada hewan. Nantinya bisa diujikan ke hewan kecil, semisal hasilnya bagus kita ujikan lagi ke hewan yang lebih besar seperti monyet, jika berhasil baru kita uji kepada manusia," jelasnya.
Lembaga Biomolekuler Eijkman memulai upaya pembuatan vaksin Covid-19, sesuai dengan yang disampaikan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyatakan, saat ini Eijkman tengah memulai upaya pembuatan vaksin Covid-19. Hal itu disampaikan Bambang saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (3/5).
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio kepada merdeka.com menjelaskan bahwa pihaknya sampai saat ini masih terus membuat, meneliti, dan tengah mempersiapkan pengujian kepada hewan dalam waktu dekat ini.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Kami Dalam Proses untuk membuat proses vaksin yang mewakili virus yang ada di Indonesia. Kita sekarang sudah memiliki beberapa genome dari virus yang sudah kita data input. Kita berharap kan dalam waktu dekat akan dapatkan model dari itu, kemudian setelah diperoleh kita lanjutkan kepada hewan. Ya, karena ini masih sangat awal," ujar Amin saat dihubungi, Selasa (12/5).
Dia menjelaskan, nanti urutan pengujiannya diawali dengan hewan yang kecil, lalu jika berhasil berlanjut ke yang lebih besar seperti monyet, kemudian baru diuji kepada manusia.
"Mungkin dalam dua sampai tiga bulan kedepan, ya artinya bisa dimurnikan lalu diujikan kepada hewan. Nantinya bisa diujikan ke hewan kecil, semisal hasilnya bagus kita ujikan lagi ke hewan yang lebih besar seperti monyet, jika berhasil baru kita uji kepada manusia," jelasnya.
Selain itu, dia juga mengatakan, kemungkinan akan muncul kelompok varian virus Corona baru khusus untuk Asia Tenggara.
"Kalau dikelompokkan artinya ada tiga whole genome sequence (WGS) ya itu adalah S,G, dan V, tiga sequence virus pertama yang kita submit itu tidak dalam yang S,G, dan V jadi mungkin ada kelompok baru. Ada kelompok baru dari asal Asia Tenggara mungkin," ungkapnya
"Kemungkinan, ya tapi ini masih sedikit jadi masih ditunggu hasil dari Indonesia bagian lainnya dan mungkin beberapa negara. Mungkin ada yang sama dengan yang di Indonesia, itu akan dianalisis lebih lanjut," tambahnya.
Target 12 Bulan
Prof Amin menegaskan, target 12 bulan baru sebatas uji laboratorium. Belum masuk kepada tahap klinis, ditambah produksi massal untuk masyarakat.
"Oh iya, ini (12 bulan) baru skala laboratorium. Oh itu belum itu harus dikembangkan dengan skala industri jika ingin dikembangkan, untuk bisa diuji ke manusia. Tetapi jika untuk diujikan ke hewan kan, kita tidak terlalu ada masalah keamanan dan sebagainya."
"Kalau di manusia itu kan harus di korporasi dengan formulasi lebih lanjut, produksinya lebih banyak, itu ya bedanya. Itu hanya industri yang bisa bikin, kalau laboratorium tidak bisa," jelasnya
"Ya, WHO saja memprediksi total sekitar 18 bulan, WHO perkirakan akhir tahun 2021 itu baru ada vaksin dan baru terlaksana. Tapi kita sebaiknya dan berupaya biar bisa lebih cepat. Ya, 12 bulan baru skala laboratorium," tambahnya.
Hambatan yang Dihadapi
Pembuatan vaksin virus bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi vaksin untuk virus Covid-19 di Indonesia. Amin menjelaskan, pihaknya mengalami kendala saat ini dalam proses pembuatan vaksin, karena pemesanan bahan baku reagen untuk vaksin terhambat.
"Ya utamanya reagennya kita masih impor, ya sekarang impor ke Indonesia kan terhambat karena transportasi berkurang dan negara lain juga banyak yang meminta," jelas Amin.
Menurutnya, pembatasan transportasi yang dilakukan berbagai negara mengakibatkan proses pemesanan menjadi lama. Biasanya, kata dia, untuk pemesanan bahan baku hanya membutuhkan seminggu sampai dua minggu sudah dapat, tetapi saat ini bisa sampai dua bulan.
"Jadi reagen, itu kan fungsinya untuk membuat produksi vaksin itu perlu berbagai reagen. Baik bahan kimia maupun bahan biologis itu kan semuanya impor. Dari macem-macem, ada yang dari Eropa, Singapura hingga Amerika," terangnya.
Saat ditanyakan terkait dana sekitar Rp 5 miliar yang didapat oleh Eijkman untuk melakukan penelitian vaksin Covid-19. Amin menjelaskan, pihaknya tengah berhemat dengan dana yang diberikan dari untuk proses penelitian vaksin.
"Tentunya nanti soal sudah masuk pengujian tahap uji klinis itu membutuhkan biaya yang sangat besar baru. Tapi kalau laboratorium ya besar juga, tetapi tidak sebesar memasuki tahap uji klinis," katanya.
"Dana, kalau dibilang cukup ya artinya kita masih perlu berhemat nantinya, artinya kita tidak bisa untuk jor-joran maka kita sesuaikan dengan anggaran yang ada," sambungnya.
Keuntungan Indonesia Produksi Vaksin
Amin menjelaskan, banyak keuntungan yang diperoleh apabila RI punya vaksi sendiri. Meskipun nantinya, pandemi Corona telah berlalu. Salah satunya, menghemat ekonomi dan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat banyak.
"Kita tidak boleh tergantung pada luar negeri. Apalagi negara Indonesia itu kan sangat besar, sekitar 263 juta jiwa, nah kalau kita mesti mengimunisasi separuh saja kita katakan 150 juta orang dikalikan dua semisal satu orang dua kali suntik kita sudah membutuhkan 300 juta dosis. Dan itu harganya kan mahal, dan suplainya juga terbatas," terang Amin.
Dia menambahkan, belum lagi pembatasan pembelian yang dijatah oleh negara yang memproduksi vaksin tersebut, karena stok terbatas.
"Kalau kita cuma dikasih jatah 1000 per satu minggu juga, butuh berapa minggu untuk menyelesaikan sekitar 300 juta warga Indonesia. Ya, jadi sebagai negara yang berpenduduk sangat besar, tentunya harus punya kemampuan untuk itu," tutup Amin.
(mdk/rnd)