Kala siswa asing mempromosikan wisata Indonesia
Sekitar 600 peserta, 40 di antaranya berasal dari luar negeri, mengikuti lomba bercerita tentang tempat wisata yang ada di Indonesia. Mereka mengikuti ajang Semarang LIA International & Exibition (Slice) 2017 di Grand Maerakaca, Minggu (17/12).
Sekitar 600 peserta, 40 di antaranya berasal dari luar negeri, mengikuti lomba bercerita tentang tempat wisata yang ada di Indonesia. Mereka mengikuti ajang Semarang LIA International & Exibition (Slice) 2017 di Grand Maerakaca, Minggu (17/12).
Farhana (20), salah satu siswi Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) LIA dari Afghanistan bercerita tentang Bali. "Saya sudah satu tahun tinggal di Indonesia. Kali ini saya akan bercerita soal Bali. Saya senang ikut kompetisi ini, bisa mengasah bahasa indonesia saya," jelasnya.
Senada dengan Farhana, Ahmed Naser (22) siswa asal Libya juga mengungkapkan kesukaannya kepada Bahasa Indonesia. Bahkan bagi Ahmed, Bahasa Indonesia lebih mudah dipelajari daripada bahasa lain asal sering belajar berkomunikasi.
Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan LIA, Hendardji Soepandji mengatakan kompetisi ini sengaja digelar untuk memberikan apresiasi kepada siswa-siswi yang telah giat belajar Bahasa Inggris. Menurutnya, Bahasa Inggris merupakan bahasa global yang harus dikuasai. Dengan bekal tersebut, diharapkan siswa-siswi lebih mudah menembus dunia internasional.
"Berbeda dari tahun lalu, tahun ini kita ada kompetisi Bahasa Indonesia untuk siswa asing. Ini yang menarik, diharapkan nantinya para peserta bisa membantu mempromosikan wisata Indonesia ke negaranya," ucap Hendardji.
Selain kompetisi bahasa, kegiatan Slice 2017 juga diisi berbagai agenda acara, seperti pelepasan burung merpati, hiburan rakyat serta penampilan siswa-siswi negara asing memperagakan tarian budaya dari berbagai daerah di Indonesia.