Indonesia Urutan Kedua Wisatawan Paling Banyak Berkunjung ke Korea
Jumlah wisatawan Indonesia di Korea Lebih banyak dibandingkan wisatawan Thailand.
Jumlah wisatawan Indonesia di Korea Lebih banyak dibandingkan wisatawan Thailand.
Indonesia Urutan Kedua Wisatawan Paling Banyak Berkunjung ke Korea
Indonesia berada di urutan kedua sebagai wisatawan asing terbanyak di Korea Selatan.
Berdasarkan data Korea Tourism Organization (KTO) persentase wisatawan asal Indonesia terus meningkat pasca pandemi Covid-19.
Data KTO yang dilansir Yonhap News Agency, selama periode Januari-April 2024, persentase wisatawan Indonesia berkunjung ke Korea sebesar 51 persen.
Di peringkat pertama, ada Filipina 76 persen, selanjutnya di peringkat ketiga sebesar 35 persen, Vietnam 29 persen, dan Singapura 11 persen.
Dari negara-negara di Asia Tenggara, hanya wisatawan Thailand yang mengalami tren penurunan ke Korea.
Merujuk data KTO, periode Januari-April 2024, hanya 119.000 wisatawan Thailand yang menghabiskan waktu di Korea. Angka ini turun 21,1 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Bahkan dibandingkan periode sebelum Covid-19, tingkat wisatawan Thailand masih rendah.
Pada tahun 2019, Thailand adalah negara Asia Tenggara teratas dalam jumlah wisatawan ke Korea dengan 572.000 pengunjung. Angka ini melampaui Vietnam (554.000) dan Filipina (504.000).
Pakar industri pariwisata mengaitkan penurunan wisatawan Thailand dengan sentimen negatif yang timbul dari penolakan masuk di perbatasan Korea.
Pengenalan sistem K-ETA (Otorisasi Perjalanan Elektronik Korea), yang mengharuskan pelancong dari 112 negara bebas visa untuk mendaftar dan mendapatkan persetujuan masuk secara online sebelum berangkat ke Korea, menjadi faktor penting.
Meskipun pengecualian K-ETA untuk sementara diberikan kepada 22 negara, termasuk Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura, Thailand tidak termasuk.
Tingginya jumlah penolakan K-ETA dan kurangnya penjelasan yang jelas atas penolakan tersebut telah memicu ketidakpuasan di kalangan warga negara Thailand.
Beberapa pelancong, bahkan setelah menerima persetujuan K-ETA, ditolak masuk setibanya di Korea, sehingga memperburuk masalah ini.
Kisah penolakan masuk ini telah menjadi topik hangat di media sosial Thailand dan berkontribusi terhadap penurunan jumlah wisatawan.
Persyaratan masuk yang lebih ketat bagi warga negara Thailand sebagian disebabkan oleh fakta bahwa Thailand merupakan sumber utama imigran ilegal di Korea, banyak di antaranya terlibat dalam kejahatan berat, termasuk pelanggaran narkoba dan kejahatan seksual.
Kementerian Kehakiman telah menekankan bahwa langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mencegah imigrasi ilegal dan tidak bersifat diskriminatif terhadap warga negara Thailand.