Korea Bakal Kasih Visa Khusus buat Wisatawan yang Ingin Belajar K-pop
Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong wisatawan asing ke wilayah Seoul dan kota-kota sekitarnya.
Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong wisatawan asing ke wilayah Seoul dan kota-kota sekitarnya.
Korea Bakal Kasih Visa Khusus buat Wisatawan yang Ingin Belajar K-pop
Pemerintah Korea Selatan bakal mengenalkan visa khusus bernama "K-Culture Training" bagi wisatawan asing yang ingin mempelajari K-pop, koreografi, fesyen, dan serba-serbi budaya Korea.
Pemerintah juga tengah mempertimbangkan untuk memperluas cakupan visa kerja bagi setiap individu agar tetap bisa bekerja jarak jauh saat berlibur di Korea.
Melansir The Korea Times, inisiatif ini bertujuan untuk mendorong wisatawan di wilayah Seoul dan kota-kota sekitarnya.
Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menarik lebih banyak wisatawan asing dalam jangka panjang dan meningkatkan pariwisata di negara tersebut.
Program visa berorientasi budaya ini akan diterapkan sebagai uji coba tahun ini untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dari orang-orang di seluruh dunia untuk mendalami budaya pop Korea.
Visa kerja ini akan dikembangkan berdasarkan “visa nomaden digital”, yang saat ini ditawarkan dengan masa percobaan satu tahun sejak bulan Januari.
Pemerintah bermaksud untuk memperluas visa kerja melalui berbagai program insentif yang disediakan oleh pemerintah daerah, sehingga memungkinkan pekerja jarak jauh untuk tinggal di wilayah di luar wilayah metropolitan Seoul.
“Revisi peraturan visa diperlukan agar bisa mengatasi perubahan tren pariwisata,” kata Kementerian Keuangan dan Ekonomi, sambil mengumumkan rencana untuk menarik 30 juta wisatawan per tahun dan meraup pendapatan pariwisata sebesar USD30 miliar pada tahun 2027.
Kedatangan wisatawan asing ke Korea meningkat dari angka terendah selama pandemi yaitu 970.000 pada tahun 2021 menjadi 11 juta pada tahun 2023.
Namun, peningkatan yang signifikan ini tidak serta merta meningkatkan pendapatan pariwisata ke masa sebelum pandemi sebesar USD20,7 miliar.
Pemerintah menilai ini terjadi karena perubahan tren perjalanan, seperti peralihan dari tur kelompok ke perjalanan individu, meningkatnya ketergantungan pada aplikasi, dan fokus yang lebih kuat pada pengalaman budaya dibandingkan berbelanja.
“Misalnya, semakin banyak warga negara asing yang tertarik untuk menjalani pelatihan di bidang hiburan dan aspek budaya Korea lainnya dalam jangka panjang, namun tidak dapat melakukannya karena masa tinggal yang lebih pendek,” jelas kementerian tersebut.
Untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan, pemerintah Korea akan memperluas infrastruktur penerbitan visa dan menyederhanakan prosedur masuk lainnya.
Bagi wisatawan berkelompok, proses permohonan K-ETA, otorisasi perjalanan elektronik yang diperlukan terlebih dahulu bagi pengunjung dari negara bebas visa, akan disederhanakan.
Pos pemeriksaan imigrasi yang lebih otomatis akan didirikan di pelabuhan-pelabuhan utama untuk mempercepat proses pemeriksaan bagi penumpang yang tiba dengan kapal pesiar dari luar negeri.
Selain itu, terminal penumpang akan memperpanjang jam operasionalnya untuk mengakomodasi penumpang yang memerlukan waktu perjalanan lebih lama.
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pariwisata regional, rute penerbangan baru akan dibuka mulai paruh kedua tahun ini untuk menghubungkan kota-kota di luar Seoul dengan tempat-tempat wisata internasional.
Misalnya, rute akan mencakup koneksi antara Busan dan Jakarta, serta antara Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara, dan Bali.
Layanan pengiriman bagasi dari stasiun kereta peluru KTX ke hotel akan diperluas, dan total 16 lokasi, naik dari sembilan lokasi saat ini, akan tersedia untuk layanan tersebut.
Layanan Easy Drop yang memungkinkan wisatawan memeriksa barang bawaannya di luar bandara sebelum keberangkatan akan diperluas.