Pemerintah Seoul Bongkar Modus Praktik Paket Wisata Murah ke Korea
Respon pemandu wisata menyesuaikan seberapa banyak turis belanja.
Pemerintah kota Seoul, Korea, menyampaikan banyak paket wisata berbiaya murah bagi wisatawan asing diisi dengan aktivitas belanja ketimbang wisata sesungguhnya. Hal itu diketahui lewat pemeriksaan rahasia yang dilakukan pemerintah kota terhadap paket wisata, di mana turis asing turut serta menjadi inspektur pemerintah.
Dilansir The Korea Times, langkah pemeriksaan ini sebagai bagian dari inisiatif kota untuk memerangi apa yang disebut "tur dumping," yang merujuk pada paket perjalanan yang ditawarkan dengan harga yang sangat rendah, di mana wisatawan sering dibawa ke toko-toko tertentu dan ditekan untuk membeli produk-produk dengan harga selangit, termasuk kosmetik, suplemen gizi dan barang-barang bebas bea.
Para inspektur berpartisipasi dalam tujuh paket wisata kelompok, tiga berangkat dari China dan empat dari Vietnam, dua negara yang menyumbang sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Korea. Mereka mengambil bagian dalam seluruh perjalanan, yang diselenggarakan dan dijual oleh agen wisata lokal negara-negara tersebut, dari keberangkatan hingga kepulangan. Mereka memantau semua aspek wisata, termasuk pemandu, akomodasi, makanan, wisata opsional, dan tempat berbelanja, dengan tujuan untuk menilai kualitas perjalanan yang sering dipasarkan dengan harga murah.
Pemeriksaan tersebut mengungkap bahwa selama perjalanan empat malam lima hari, para wisatawan harus melakukan empat hingga delapan kunjungan ke pusat perbelanjaan yang utamanya menjual suplemen kesehatan, barang bebas bea, dan kosmetik.
Para inspektur mencatat bahwa keandalan produk di toko-toko ini dipertanyakan, dengan banyak barang tidak memiliki label yang jelas mengenai negara asal atau tanggal pembuatan.
Respon Pemandu Wisata Sesuai Berapa Banyak Turis Belanja
Dalam beberapa kasus, wisatawan ditekan untuk membeli barang sejak awal tur untuk membantu pemandu memenuhi kuota penjualan, karena banyak pemandu yang terkait dengan toko-toko tersebut dan menerima komisi sebagai imbalan untuk mendatangkan wisatawan ke tempat-tempat tersebut.
Dalam satu contoh ekstrem, seorang pemandu melarang wisatawan meninggalkan pusat perbelanjaan selama 40 menit hingga salah satu dari mereka melakukan pembelian. Baru setelah penjualan dilakukan, pemandu mengizinkan kelompok tersebut keluar dari toko.
Karena rencana perjalanan difokuskan pada berbelanja, para inspektur mengatakan mereka tidak punya banyak waktu untuk menikmati budaya Korea atau mempelajari sejarah negara tersebut.
Pemerintah kota berencana untuk menyampaikan hasil pemeriksaannya kepada Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, serta kedutaan besar terkait, untuk mencegah penjualan wisata dumping terus berlanjut. Pemerintah juga bermaksud untuk menempuh jalur hukum, termasuk meminta polisi menyelidiki potensi pelanggaran hukum, jika perlu.
Selain itu, kota tersebut akan memberi tahu kedutaan besar China dan Vietnam tentang praktik penjualan yang ditemukan selama inspeksi dan mendesak mereka untuk menjatuhkan sanksi pada agen tur lokal yang menjual program tersebut sesuai dengan undang-undang nasional masing-masing.
100 Paket Wisata Murah Ditindak
Sebelumnya pada bulan Maret, pemerintah kota telah mengambil tindakan dengan meninjau 100 paket wisata murah yang ditujukan ke Seoul dari 3.097 yang dijual di empat platform daring utama China. Pemerintah kota meminta pemerintah dan kedutaan China untuk melarang 85 produk yang diduga sebagai bagian dari wisata dumping.
Pemerintah kota menekankan bahwa inspeksi kualitas bukanlah inisiatif satu kali. Pemerintah berencana untuk memperluas cakupan inspeksi tersebut secara berkala dan menambah jumlah inspektur untuk memastikan pengawasan yang konsisten terhadap praktik pariwisata.
"Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap praktik ilegal yang mengganggu industri pariwisata, dan berupaya meningkatkan kualitas pariwisata agar Seoul menjadi kota yang lebih menarik sehingga para wisatawan ingin kembali lagi," kata Kim Young-hwan, direktur jenderal Biro Pariwisata dan Olahraga di pemerintah kota tersebut.