Benarkah Wisatawan ke Korsel Anjlok Akibat Sikap Rasis? Cek Datanya
Langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mencegah imigrasi ilegal dan tidak bersifat diskriminatif.
Langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mencegah imigrasi ilegal dan tidak bersifat diskriminatif.
-
Kenapa pekerja Korea Selatan di Indonesia hina warga Indonesia? Dalam pesan yang dibagikan, terlihat beberapa pekerja Korea Selatan melontarkan kata-kata kasar bernada hinaan dan merendahkan orang Indonesia.'Kulitnya hitam, paling jelek di Asia Tenggara dan punya obsesi,' tulis salah satu anggota Indosarang menggunakan bahasa Korea.
-
Siapa saja yang liburan di Korea? Potret Yoriko Angeline dan Anna Jobling Menjelajahi Keindahan Korea Selatan
-
Siapa yang mempromosikan pariwisata Indonesia di Korea Selatan? Duta Besar RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto telah melakukan diskusi dengan Dita Karang, WNI personil K-Pop Band Secret Number, dan Anushka Sen, aktris ternama India dalam rangka mempromosikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
-
Siapa yang jalan-jalan ke Korea? Mawar ceritain di IGnya, baru nyampe Korea nih. Seneng banget bisa seru-seruan liburan di sini, mukanya juga cakep banget dah.
-
Kenapa petugas imigrasi dan WN Korea bertengkar? Korban diduga tewas setelah terlibat cecok dengan pelaku Warga Negara asal Korea Dal Joong Kim (DJK).
-
Mengapa orang melakukan diskriminasi? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.
Benarkah Wisatawan ke Korsel Anjlok Akibat Sikap Rasis? Cek Datanya
Baru-baru ini, Organisasi Wisata Korea, Korea Tourism Organization (KTO) merilis jumlah wisatawan asing selama periode Januari-April 2024. Hasilnya hampir seluruh negara mengalami tren kenaikan, kecuali Thailand.
Merujuk data KTO yang dilansir The Korea Times, periode Januari-April 2024, hanya 119.000 wisatawan Thailand yang menghabiskan waktu di Korea. Angka ini turun 21,1 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Bahkan dibandingkan periode sebelum Covid-19, tingkat wisatawan Thailand masih rendah. Pada tahun 2019, Thailand adalah negara Asia Tenggara teratas dalam jumlah wisatawan ke Korea dengan 572.000 pengunjung. Angka ini melampaui Vietnam (554.000) dan Filipina (504.000).
Pakar industri pariwisata mengaitkan penurunan wisatawan Thailand dengan sentimen negatif yang timbul dari penolakan masuk di imigrasi Korea. Pengenalan sistem K-ETA (Otorisasi Perjalanan Elektronik Korea), yang mengharuskan pelancong dari 112 negara bebas visa untuk mendaftar dan mendapatkan persetujuan masuk secara online sebelum berangkat ke Korea, menjadi faktor penting.
Meskipun pengecualian K-ETA untuk sementara diberikan kepada 22 negara, termasuk Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura, Thailand tidak termasuk.
Tingginya jumlah penolakan K-ETA dan kurangnya penjelasan yang jelas atas penolakan tersebut telah memicu ketidakpuasan di kalangan warga negara Thailand.
Beberapa pelancong, bahkan setelah menerima persetujuan K-ETA, ditolak masuk setibanya di Korea, sehingga memperburuk masalah ini.
Kisah penolakan masuk ini telah menjadi topik hangat di media sosial Thailand dan berkontribusi terhadap penurunan jumlah wisatawan.
Persyaratan masuk yang lebih ketat bagi warga negara Thailand sebagian disebabkan oleh fakta bahwa Thailand merupakan sumber utama imigran ilegal di Korea, banyak di antaranya terlibat dalam kejahatan berat, termasuk pelanggaran narkoba dan kejahatan seksual.
Kementerian Kehakiman telah menekankan bahwa langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mencegah imigrasi ilegal dan tidak bersifat diskriminatif terhadap warga negara Thailand.