Harga Tiket Penyeberangan Batam-Singapura Naik Jadi Rp900.000 dari Sebelumnya Hanya Rp450.000 PP
Belakangan ini, angka kunjungan wisman Singapura ke Kepri menunjukkan tren penurunan cukup drastis imbas tiket kapal feri mahal.
Padahal, warga dari Singapura selama ini selalu mendominasi kunjungan wisman ke Kepri setiap tahunnya, selain warga berkebangsaan Malaysia.
Harga Tiket Penyeberangan Batam-Singapura Naik Jadi Rp900.000 dari Sebelumnya Hanya Rp450.000 PP
Harga Tiket Penyeberangan Batam-Singapura Naik Jadi Rp900.000 dari Sebelumnya Hanya Rp450.000 PP
Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Sekdaprov Kepri) Adi Prihantara mengeluhkan kenaikan harga tiket kapal feri Batam-Singapura berpengaruh terhadap angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke daerah itu.
"Harga tiket Batam-Singapura dinilai sejumlah pihak terlalu mahal sehingga memicu wisman enggan datang ke Kepri," kata Adi Prihantara dikutip dari Antara Tanjungpinang, Rabu (5/6).
Padahal, warga dari Singapura selama ini selalu mendominasi kunjungan wisman ke Kepri setiap tahunnya, selain warga berkebangsaan Malaysia.
Belakangan ini, angka kunjungan wisman Singapura ke Kepri menunjukkan tren penurunan cukup drastis imbas tiket kapal feri mahal.
Adi menyebut, harga tiket kapal Batam-Singapura pascapandemi Covid-19 di kisaran Rp800.000 sampai Rp900.000 pulang pergi (PP), sementara sebelumnya cuma sekitar Rp450.000 untuk PP.
"Pemerintah daerah tidak punya kewenangan untuk mengintervensi harga tiket kapal jalur pelayaran internasional, melainkan kewenangan operator kapal feri," ujar Adi.
Oleh karena itu, dia berharap persoalan harga tiket kapal tersebut dapat segera dituntaskan oleh pemerintah pusat melalui Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang saat ini tengah melakukan investigasi terhadap kenaikan harga tiket kapal Batam-Singapura.
"Kalau ini tidak segera diselesaikan, maka sulit bagi kita (Kepri) untuk mencapai target 3 juta kunjungan wisman pada 2024," ujar Adi.
Adi menyampaikan, persoalan lainnya yang turut menghambat kunjungan wisman ke Kepri ialah terkait usulan Short on Visa atau visa pendek yang disampaikan ke pemerintah pusat, sampai hari ini masih mandek di meja Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Dia optimistis jika visa pendek itu diberlakukan maka akan mendongkrak kunjungan wisman ke Kepri. Persoalan yang dihadapi saat ini ialah wisman yang datang ke Kepri harus membayar tarif Visa on Arrival (Voa) sebesar Rp500.000 untuk masa kunjungan satu bulan.
"Sementara, wisman berlibur ke Kepri cuma dua atau tiga hari. Makanya kita usulkan visa pendek dengan tarif sekitar Rp130.000 per minggu, tapi tak kunjung diberikan padahal Kemenparekraf juga sudah menyurati Kemenkeu," ungkap Adi.
Sementara, berdasarkan data BPS Kepri, jumlah kunjungan wisman periode bulan April 2024 sebanyak 102.894 kunjungan, atau turun 24,06 persen dibanding Maret 2024 yang mencapai 135.491 kunjungan.
Bahkan dibandingkan April 2023, juga mengalami penurunan sebesar 13,40 persen, yaitu dari 118.817 menjadi 102.894 kunjungan.
Khusus kunjungan wisman Singapura ke Kepri pada bulan April 2024 turun 37 persen dibanding Maret 2024, yakni dari 71.975 orang menjadi 44.725 orang.
"Kalau dibanding April 2023, turun 26 persen yaitu dari 61.198 orang jadi 44.725 orang," kata Kepala BPS Kepri Darwis Sitorus.
merdeka.com