Ternyata, Ini Penyebab Utama yang Buat Harga Tiket Pesawat Mahal di Indonesia
Menurut Sandiaga, untuk menurunkan harga tiket pesawat, dibutuhkan tambahan 700 pesawat.
Ketua KPPU, M. Fanshurullah Asa mengatakan, kontribusi avtur terhadap harga tiket pesawat mencapai 38-45 persen.
Ternyata, Ini Penyebab Utama yang Buat Harga Tiket Pesawat Mahal di Indonesia
Ternyata, Ini Penyebab Utama yang Buat Harga Tiket Pesawat Mahal di Indonesia
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) membeberkan faktor yang membuat mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia.
Salah satunya karena tingginya biaya bahan bakar minyak (BBM) atau Avtur.
Ketua KPPU, M. Fanshurullah Asa mengatakan, kontribusi avtur terhadap harga tiket pesawat mencapai 38-45 persen.
"Karena komponen biaya bahan bakar mencalai 38-45 persen dari harga tiket pesawat" kata Asa di Jakarta, Rabu (7/2).
Merespons hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno membenarkan pernyataan KPPU tersebut.
Namun, dia menyebut bahwa kenaikan harga tiket itu juga disebabkan oleh keterbatasan unit pesawat di Indonesia.
"Ada kontribusinya (kenaikan avtur) tapi pada saat kajian tahun lalu. Jadi per hari ini kita harus kaji menyeluruh karena per tahun lalu yang lebih mengakibatkan harga naik adalah jumlah pesawat yang tersedia untuk melayani rute di Indonesia," kata Sandiaga kepada media, Jakarta, Rabu (7/2).
Menurut Sandiaga, untuk menurunkan harga tiket pesawat, dibutuhkan tambahan 700 pesawat, sehingga nantinya akan ada peningkatan jumlah penerbangan dan ketersedian kursi.
"Ini faktor utama kenapa harga mahal di tahun lalu dan dirasa sampai awal tahun ini," ungkapnya.
Sebagai informasi, Singapura, Malaysia, dan Thailand menjadi negara favorit masyarakat Indonesia jika berlibur ke luar negeri.
Selain berlibur tanpa visa, alasan mereka liburan ke negara tersebut karena harga tiket pesawatnya murah.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari, mengatakan kondisi tersebut menjadi salah satu alasan wisatawan nusantara justru memilih berlibur ke luar negeri, dengan harga tiket yang lebih kompetitif.
"Ya itu kesalahan berkali-kali pemerintah, lebih murah saya ke Singapura atau ke Malaysia daripada saya ke Raja Ampat misalnya, padahal itu bagus banget kan," kata Azril kepada merdeka.com, Rabu (27/12).