Dampak Pandemi Covid-19: 'Kalau Pagi Hujan, Kami Tidak Punya Penghasilan'
Sujono (40), tukang cilok di Magetan harus banting stir jadi pencari kayu bakar akibat pandemi covid-19.
Wabah penyakit akibat virus corona atau covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, mulai membawa dampak secara ekonomi. Tidak terkecuali, Sujono (40), warga Desa Pojok Sari Kabupaten Magetan.
Pria yang dalam kesehariannya berjualan cilok di kawasan Pondok Pesantren Temboro itu, kini tak memiliki lagi mata pencaharian gara-gara terjadi penyebaran corona di area pondok.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Bagaimana cara kerja virus? Cara kerja virus adalah sebagai berikut:Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.Materi genetik virus mengambil alih fungsi sel inang dan membuat sel inang menjadi pabrik virus. Sel inang akan menghasilkan ribuan salinan virus baru dengan menggunakan bahan-bahan dari sel inang itu sendiri.Virus baru keluar dari sel inang dengan cara lisis (membuat sel pecah) atau budding (membuat kantung-kantung kecil di permukaan sel). Virus baru kemudian siap untuk menginfeksi sel-sel lain.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Alhasil, ia kini kebingungan mencari pendapatan di tengah wabah yang masih melanda tempatnya mencari uang. Padahal, kebutuhan perut untuk anak dan istrinya, tak bisa ditunda satu atau dua hari.
Susahnya mencari lapangan pekerjaan di tengah bencana nasional semacam ini pun, membuat Sujono harus memutar otak. Barang-barang yang dianggapnya masih berharga pun, terpaksa di-legonya.
Tak terkecuali, blender, alat satu-satunya yang selama ini turut membantunya membuat cilok. Lantaran hanya tinggal benda satu ini yang dianggapnya masih laku, ia pun terpaksa menjualnya.
Tak disangka, aksinya menjual blender bekas pakai miliknya ini malah viral di dunia maya. Sebab, tujuannya menjual blender agar dapat membeli beras ini justru mendapatkan respons simpatik dari para netizen.
Postingan itu pun sempat diunggah oleh akun Dendy Ardiyan P di grup Facebook Berita Magetan. Dalam postingannya akun Dendy memberikan tagline "Mohon dibantu Pemerintah Kabupaten Magetan tadi ada Bapak-bapak jual blender untuk makan keluarganya. Bapak-bapak berada di depan kantor kirim Sukomoro. Siapa saja yang bertemu bapak ini alangkah baiknya mengasih sedikit rezeki"
Sayangnya, postingan tersebut sudah ditutup komentarnya oleh admin Berita Magetan. Akan tetapi sudah mendapat like sebanyak 3.411.
"Itu (dalam video) memang saya, " ujarnya mengawali pembicaraan.
Dia mengaku terpaksa menjual blender miliknya di pinggir di Jalan Raya Magetan – Maospati karena sudah tak lagi memiliki uang untuk membeli beras. Sebab, sudah 3 bulan terakhir ini dirinya tak lagi bisa menjual cilok keliling di Pondok Pesantren Temboro karena covid 19.
"Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender," ujarnya.
Usai tak lagi berjualan cilok yang disukai para santri Ponpes Al Fatah itu, ia sebenarnya tak berhenti untuk berusaha. Demi sekedar memenuhi kebutuhan perut, ia telah banting setir menjadi pencari kayu kering. Kayu-kayu yang didapatnya tersebut, lalu dijualnya untuk kayu bakar.
Jika beruntung dia bersama istrinya bisa mengumpulkan 2 ikat kayu yang akan dijual keliling kampung. "Kadang laku Rp 10 ribu kadang hanya Rp 5 ribu. Kalau dari pagi hujan, maka kami tidak mempunyai penghasilan," imbuhnya.
Beban di pundaknya itu tak berhenti hanya di keluarganya saja. Sebab, sang ibu yang kini tengah sakit, juga membutuhkan biaya untuk perawatan. Namun, lantaran tak mampu, ia pun hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini. "Ya mau bagaimana lagi," tegasnya.
Meski tergolong berpenghasilan rendah, Sujono mengaku hingga kini dirinya belum mendapatkan berbagai macam bantuan dari pemerintah. Padahal ia mendengar saat ini pemerintah memiliki banyak program bantuan untuk warga semacam dirinya.
"Saya belum dapat bantuan sama sekali," tegasnya.
Di tengah kesusahannya, Sujono pun berharap agar wabah ini cepat berakhir. Sebab, banyak warga lainnya yang juga kesusahan secara ekonomi seperti dirinya ini akibat pandemi corona.
Baca juga:
Renungan Puisi dan Daya Seniman Hadapi Pandemi
Kementerian PPA Ajak Dunia Usaha Bantu Kebutuhan Perempuan & Anak Terdampak Corona
Menolak Berdamai dengan Corona
Sepi Pelanggan Akibat Covid-19, WTS di NTT Hanya Makan Pisang Rebus
Mahasiswi Buka Lapak Sayuran Serba Rp5.000 di Depok