Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Selesma adalah suatu kondisi yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan. Ketika mengalami selesma, biasanya Anda akan memiliki gejala seperti bersin, hidung tersumbat, batuk, dan sakit kepala. Selesma sering disebut juga dengan batuk pilek.
Selesma umumnya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, jika gejala tidak membaik atau memburuk, Anda disarankan untuk segera periksa ke dokter.
-
Bagaimana cara mencegah selesma pada anak? Cara mencegah selesma pada anak adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh anak dan menghindari paparan virus penyebab selesma. Beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah selesma pada anak adalah: Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan, dan melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih. ASI mengandung antibodi dan zat gizi yang dapat melindungi bayi dari infeksi virus.Memberikan vaksinasi lengkap sesuai jadwal imunisasi pada anak. Vaksin dapat mencegah beberapa penyakit yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh anak, seperti campak, influenza, atau pneumonia. Memberikan makanan bergizi dan seimbang pada anak, terutama yang mengandung vitamin C, vitamin D, dan zinc. Vitamin C dapat ditemukan pada buah-buahan seperti jeruk, kiwi, atau strawberry. Vitamin D dapat ditemukan pada ikan, telur, atau susu. Zinc dapat ditemukan pada daging, kacang-kacangan, atau biji-bijian. Ketiga zat gizi ini dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.Memberikan cukup cairan pada anak, terutama air putih. Cairan dapat membantu menjaga hidrasi tubuh dan melancarkan pernapasan anak. Memberikan istirahat yang cukup pada anak. Istirahat dapat membantu tubuh anak memulihkan diri dari kelelahan dan stres yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.Mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dan tidak berbagi alat makan atau minum dengan orang lain. Kebersihan dapat mencegah penularan virus dari orang lain atau dari benda-benda yang terkontaminasi. Menghindari paparan asap rokok atau polusi udara pada anak. Asap rokok atau polusi udara dapat merusak selaput lendir di saluran pernapasan, sehingga memudahkan virus masuk ke dalam tubuh. Selain itu, asap rokok atau polusi udara juga dapat memperparah gejala selesma, seperti batuk dan sesak napas. Menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit selesma atau flu. Jika tidak mungkin, gunakan masker atau penutup hidung dan mulut saat berada di dekat orang yang sakit. Jika anak yang sakit, pisahkan anak dari anggota keluarga lainnya dan berikan perawatan khusus. Hal ini dapat mencegah penyebaran virus ke orang lain.
-
Apa saja gejala selesma pada anak? Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat atau berair, sakit tenggorokan, batuk, demam ringan, nyeri kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
-
Apa penyebab selesma pada anak? Masalah selesma yang memicu batuk pilek pada anak bisa sembuh sendiri dalam 7-10 hari sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua.
-
Siapa yang rentan terkena selesma? Bayi dan anak-anak lebih rentan terkena selesma karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna.
-
Kenapa selesma pada anak bisa menyebabkan komplikasi? Selesma pada anak dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga, asma, atau sinusitis jika tidak ditangani dengan tepat.
-
Bagaimana selesma biasanya sembuh? 'Pilek yang disebabkan oleh selesma adalah penyakit yang terbatas pada dirinya sendiri, dia bisa sembuh tanpa pengobatan dalam 7-10 hari,' ungkap Rina beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Selesma disebabkan oleh banyak jenis virus, tetapi yang paling umum adalah rhinovirus. Virus ini dapat menular melalui droplet di udara atau benda-benda yang terkontaminasi.
Dalam artikel berikut ini, kami akan menguraikan lebih lanjut tentang penyakit selesma.
Penyebab dan Faktor Risiko Selesma
Selesma adalah infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan. Selesma bisa disebabkan oleh banyak jenis virus, tetapi yang paling umum adalah rhinovirus. Virus ini bisa masuk ke tubuh melalui mata, hidung, atau mulut, terutama jika Anda menyentuhnya setelah bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus juga bisa menyebar melalui droplet di udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena selesma, seperti:
- Usia. Bayi dan anak kecil lebih rentan terkena selesma karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang-orang yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, HIV, atau kanker, atau yang sedang menjalani pengobatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti kemoterapi, lebih mudah terinfeksi virus.
- Musim. Selesma lebih sering terjadi di musim gugur dan musim dingin, karena virus lebih mudah bertahan di udara dingin dan kering. Selain itu, orang-orang cenderung lebih banyak berada di dalam ruangan dan berdekatan dengan orang lain, sehingga memudahkan penularan virus.
- Paparan. Jika Anda sering berada di tempat-tempat ramai, seperti sekolah, kantor, atau transportasi umum, Anda lebih berisiko terpapar virus dari orang yang terinfeksi selesma.
- Merokok. Merokok bisa merusak selaput lendir pada saluran pernapasan dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Merokok juga bisa memperparah gejala selesma dan memperlambat penyembuhan.
Gejala Selesma
Gejala selesma adalah tanda-tanda yang muncul ketika Anda terinfeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas. Berikut adalah gejala selesma yang umum dialami:
- Bersin. Ini adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan virus atau benda asing dari hidung.
- Hidung tersumbat atau pilek. Ini disebabkan oleh pembengkakan dan peningkatan produksi lendir di hidung akibat infeksi virus.
- Sakit tenggorokan. Ini disebabkan oleh iritasi atau peradangan pada tenggorokan akibat virus atau lendir yang menetes dari hidung.
- Batuk. Ini adalah reaksi tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari lendir atau virus.
- Sakit badan atau sakit kepala ringan. Ini disebabkan oleh peradangan atau respons imun tubuh terhadap virus.
- Mata berair. Ini disebabkan oleh iritasi atau alergi pada mata akibat virus atau lendir yang menetes dari hidung.
- Demam ringan. Ini adalah reaksi tubuh untuk meningkatkan suhu dan membunuh virus.
Cara Mencegah Selesma
Cara mencegah selesma adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum dan sesudah menyentuh mata, hidung, atau mulut. Ini bisa membantu menghilangkan virus yang menempel di tangan Anda.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam ketika batuk atau bersin, dan membuang tisu bekas dengan benar. Ini bisa mencegah penyebaran virus melalui droplet di udara.
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi selesma, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter. Ini bisa mengurangi risiko terpapar virus dari orang yang sakit.
- Mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Makanan yang kaya vitamin C antara lain jeruk, kiwi, paprika, brokoli, dan bayam.
- Menghindari merokok dan asap rokok, karena bisa merusak selaput lendir pada saluran pernapasan dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Merokok juga bisa memperparah gejala selesma dan memperlambat penyembuhan.
- Minum air yang cukup untuk menjaga kelembapan saluran pernapasan dan membantu mengeluarkan lendir.
- Mengonsumsi obat herbal rumahan yang bisa membantu meredakan gejala selesma, seperti teh lemon dan madu, jahe, bawang putih, atau kunyit.
Perbedaan Selesma dan Flu
Selesma dan flu adalah dua penyakit yang sering disalahartikan, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Berikut adalah beberapa perbedaan antara selesma dan flu:
- Selesma biasanya disebabkan oleh lebih dari 200 virus yang berbeda, seperti rhinovirus, coronavirus, atau parainfluenza. Flu hanya disebabkan oleh virus influenza, yang memiliki beberapa jenis dan mutasi.
- Selesma biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari dengan istirahat cukup, banyak minum air putih, dan mengonsumsi obat penurun panas atau semprotan hidung jika diperlukan. Flu membutuhkan pengobatan spesifik dengan obat antivirus yang harus diminum dalam 48 jam pertama gejala muncul. Selain itu, vaksin flu dapat membantu mencegah infeksi virus influenza.
- Selesma biasanya lebih ringan daripada flu, dan gejala seperti demam, nyeri tubuh, kelelahan ekstrim, dan batuk kering lebih jarang dan lebih ringan. Flu biasanya lebih parah dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, gagal ginjal, gagal hati, atau kematian.
- Selesma dan flu dapat menular melalui droplet di udara atau benda-benda yang terkontaminasi. Untuk mencegah penularan, Anda dapat menjaga kebersihan tangan, menghindari kontak dengan orang yang sakit, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.