Kampus tempat penyebaran paham radikal dan incar generasi muda
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, mengingatkan, banyak nilai radikalisme berpotensi menyentuh dunia pendidikan khususnya lingkungan perkuliahan. Paham radikal datang ke kampus untuk menyasar generasi muda.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir, mengingatkan, banyak nilai radikalisme berpotensi menyentuh dunia pendidikan khususnya lingkungan perkuliahan. Paham radikal datang ke kampus untuk menyasar generasi muda.
Itu disampaikan Menteri Nasir ketika menghadiri deklarasi anti radikalisme perguruan tinggi di Jawa Barat, yang dilaksanakan di Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Jumat (14/7). Dalam acara itu juga hadir Menkominfo Rudiantara, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan pejabat lainnya.
"Masalah radikalisme di kampus, kami memang belum bisa lihat nyata. Tapi potensinya tinggi memang. Karena kampus kumpulan anak muda, tempat pengembangan ilmu pengetahuan, di sana hadir masyarakat ilmiah," kata Nasir.
Mengetahui adanya penyebaran paham radikalisme tinggi di kampus, Nasir mengaku hanya mengingatkan. Terutama meningkatkan kewaspadaan lahirnya banyak paham radikal menyasar generasi muda. Lewat deklarasi ini juga menjadi salah satu nilai agar pemahaman Pancasila sebagai ideologi negara dan semangat Bhineka Tunggal Ika.
"Potensi harus diisi dengan pemahaman-pemahaman Pancasila. Salah satunya dengan deklarasi ini. Agar memahami dan bisa mengamalkan Pancasila baik dalam kehidupan sehari-harinya," ucapnya.
Nasir juga menyebut Unit Kerja Presiden (UKP) Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) juga bisa menjadi salah satu kebijakan umum bisa diterapkan di lingkungan kampus.
Untuk diketahui UKP-PIP bertugas membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam merumuskan arah kebijakan umum pembinaan ideologi Pancasila dan melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan.
"Lewat UKP-PIPI ini pengawasan dilakukan. Tapi lebih jauh saya serahkan ke rektor yang bertanggung jawab. Kampus adalah masyarakat ilmiah. Tapi tetap masyarakat ilmiah ini harus bisa menjaga yang namanya empat pilar kebangsaan NKRI, Pancasila, UUD dan Bhineka Tunggal Ika," terangnya.
Di tempat sama, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Herry Suhardiyanto, sebagai perwakilan rektor se-Jawa Barat, mengatakan perguruan tinggi memiliki peran penting mencegah berkembangnya paham radikal di Indonesia. Kampus merupakan lingkungan utama mendidik generasi bangsa agar tidak memiliki pemahaman menyimpang.
"Kami seluruh keluarga perguruan tinggi berkomitmen mengambil peran aktif mencegah radikalisme. Kami akan memastikan berkembangnya pemahaman yang benar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Herry.
Dia menegaskan tidak boleh adanya paham radikal berkembang di lingkungan kampus. Menurutnya, kampus di Jawa Barat akan selalu mengibarkan semangat Bhineka Tunggal Ika agar radikalisme bisa diredam. Termasuk menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka mewujudkan Negara Kesatuan Republika Indonesia (NKRI).
"Kami akan mengibarkan semangat Bhineka Tunggal Ika agar semua warga negara menghargai perbedaan dan mengutamakan persatuan, mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan melaksanakan UUU 1945 agar perjalanan bangsa terus menuju tujuan kemerdekaan," terangnya.