Kapolri: Jika Pemilu Gagal, Bisa Terjadi Bencana Demografi dan Pembangunan Alami Kemunduran
Listyo mengatakan, pemilu kali ini berbeda dari sebelumnya, juga memiliki kompleksitas tersendiri karena dilaksanakan secara serentak.
Keberhasilan pemilu sangat menentukkan keberlanjutan pembangunan.
Kapolri: Jika Pemilu Gagal, Bisa Terjadi Bencana Demografi dan Pembangunan Alami Kemunduran
- Kapolri Beri Penghargaan, Casis Bintara Jadi Korban Begal Sampai Jari Putus Langsung Jadi Anggota Polisi
- Polri Beri Pengamanan Khusus untuk Hakim MK Saat Sidang Perdana Sengketa Pilpres 2024 Besok
- Pesan Kapolri Usai Pemilu 2024: Kita Kembali Bersatu Lakukan Rekonsiliasi
- Kapolri Ajak Masyarakat Rekonsiliasi Usai Pemilu: Jangan Larut pada Perbedaan yang Bisa Buat Polarisasi
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya mengawal pemilihan umum (pemilu) maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) agar bejalan aman, damai dan lancar.
"Semua jajaran kepolisian harus betul-betul siap untuk melaksanakan pengamanan pemilu ini sehingga betul-betul berjalan dengan baik," kata Listyo Sigit Prabowo saat melakukan rilis akhir tahun di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Rabu (27/12).
Listyo mengatakan, keberhasilan pemilu sangat menentukkan keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Menurut dia, jika pemilu berhasil dilaksakanan maka agenda pembangunan terus akan berlanjut dan demokrasi akan jadi lebih mapan.
"Namun jika Pemilu gagal, maka bonus demografi juga akan berubah, mungkin kita bisa mengalami bencana demografi. Proses pembangunan juga mengalami kemunduran, terjadi polarisasi, perpecahan anak bangsa," ucap dia.
Listyo mengatakan, pemilu kali ini berbeda dari sebelumnya, juga memiliki kompleksitas tersendiri karena dilaksanakan secara serentak. Khususnya Pilkada dilaksanakan dengan rentang waktu yang berdekatan.
"Wilayah yang luas dan geografis dan melibatkan jumlah pemilih yang banyak," ujar dia.
Terkait hal ini, Polri menggelar Operasi Nusantara Cooling System 2023-2024. Dalam operasi ini, juga disertakan satuan tugas (satgas) untuk mengantisipasi politik uang hingga satgas yang bertugas menjaga stabilitas keamanan hingga pemilu berakhir.
"Operasi Mantap Brata didukung nusantara cooling system, satgas anti money politic, dan satgas pemilu damai," ujar dia.
Listyo mengatakan, Polri juga telah membentuk pola pengamanan sistem zonasi bagi personel Korps Brimob Polri dan Dalmas Nusantara. Untuk Korps Brimob Polri terbagi dalam empat wilayah, sedangkan untuk Dalmas Nusantara terbagi dalam 7 zonasi.
Tak cuma itu, Polri juga menyiapkan 2.000 personel Brimob Power on Hand Kapolri serta 8.500 personel Dalmas Nusantara yang siap dimobilisasi kapanpun dan di manapun ke seluruh wilayah Indonesia.
"Sehingga ada 2..720 yang bisa dikerahkan oleh Kaporli, dan 8.500 personel Dalmas yang siap dimobilisasi di seluruh wilayah Indonesia sebagai kekuatan back up untuk wilayah," tandas dia.