Kapolri: Malu kalau kedepankan primordialisme, intimidasi di Pilkada
Kapolri: Malu kalau kedepankan primordialisme, intimidasi di Pilkada. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan kembali bila Jakarta adalah etalase sekaligus role model demokrasi Indonesia. Sehingga, masyarakat khususnya warga DKI harus lebih dewasa dalam memahami sistem demokrasi.
Jelang putaran dua Pilgub DKI Jakarta 2017, kampanye yang mengarah pada provokatif kerap terjadi. Bahkan, imbauan-imbauan yang mengarah ke hal-hal provokatif juga ditemukan di beberapa wilayah DKI.
Menanggapi hal itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan kembali bila Jakarta adalah etalase sekaligus role model demokrasi Indonesia. Sehingga, masyarakat khususnya warga DKI harus lebih dewasa dalam memahami sistem demokrasi yang ada di Indonesia.
"DKI sebagai simbol ibu kota, salah satu simbol terpenting the land mark of democracy itu adalah pemilihan umum, Pilkada. Jadi kita imbau untuk dewasa, berdemokrasi, kita tunjukan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang berhasil dalam demokrasi," kata Tito di Wisma Bhayangkari di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/3).
Tito mengatakan, semua pihak wajib mengikuti proses demokrasi, salah satunya memberikan kebebasan terhadap warga untuk menentukan pilihannya di Pilkada. Dia mencontohkan, salah satu negara yang demokrasinya berjalan dengan baik, tidak ada kekhwatiran masyarakat untuk memilih calon kepala daerahnya.
"Kita lihat di Belanda, mereka juga melakukan pemilu, polisi tidak ada melakukan operasi khusus untuk mengamankan pemilu di sana, bahkan polisi memiliki hak pilih, artinya masyarakat tidak ada kekhawatirkan, keributan, karena provokasi dan kampanye negatif," ujar dia.
Oleh karenanya, Tito berharap, masyarakat khususnya warga DKI bisa bersikap dewasa memahami demokrasi. Namun, di sisi lain, jenderal bintang empat ini mengatakan, pihaknya bakal terus mengawal dan mengamankan jalannya putaran dua Pilkada nanti.
"Tolonglah kita malu sebagai bangsa, kalau seandainya kita harus mengedepankan primordialisme, melakukan intimidasi, penelanan atau manipulasi pada publik dengan kampanye-kampanye negatif," tuntas Tito.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
Baca juga:
Dukung Anies-Sandi, PAN mau gubernur DKI jadi teladan warga
Depan warga Jatim di DKI, Djarot pesan 'Islam tidak pernah memukul'
Temui paguyuban warga Jatim di Senen, Djarot diarak Reog Ponorogo
Pemprov DKI sudah turunkan 790 spanduk provokatif
Ke DPR, Anies-Sandiaga bicara soal program untuk perempuan