Kapolri sebut serangan di Polres Banyumas aksi balasan dari Tuban
Kapolri sebut serangan di Polres Banyumas aksi balasan dari Tuban. Rangkaian aksi penyerangan terhadap kepolisian ini, Tito menduga karena memang terkait adanya penangkapan terhadap tiga teroris di Lamongan pada Jumat (7/4) lalu.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga pelaku penyerangan yang dilakukan seorang pria ke Mapolres Banyumas, Jawa Tengah ada keterkaitan dengan terduga teroris yang tewas di Tuban. Sebab motif yang dilakukan yakni sama-sama untuk menyerang anggota kepolisian.
"Kita duga juga ada hubungan, sebab dengan instruksi serangan balasan pada kepolisian," kata Tito usai memberikan arahan, di Sespim Polri, Jalan Raya Maribaya, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (11/4).
Sebelumnya, kepolisian juga menembak mati enam terduga teroris saat kontak senjata dengan polisi dan TNI di perkebunan jagung milik warga. Kelompok tersebut menyerang polisi lalu lintas dengan melontarkan tembakan pistol rakitan dari dalam mobil di kawasan hutan Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban pada Sabtu (8/4).
"Kemungkinan itu ya. Sekarang kita dalami. Nanti kalau sudah pasti, dari saksi dan tersangka (Banyumas) akan diekspos," ujarnya.
Rangkaian aksi penyerangan terhadap kepolisian ini, Tito menduga karena memang terkait adanya penangkapan terhadap tiga teroris di Lamongan pada Jumat (7/4) lalu. Zaenal Anshori, Hendis Efendi, dan Hasan diamankan Densus 88 lantaran merupakan tokoh penting yang akan melancarkan serangan aksi ke polisi.
"Kita mendapatkan informasi setelah penangkapan itu karena tokoh yang cukup penting Jamaah Ansharud Dhaulah (JAD) untuk melakukan serangan balasan ke polisi. Sehingga peristiwa Tuban itu akan melakukan penembakan ke polisi yang betugas lalu lintas di jalan," tandasnya.
Pihaknya mengaku terus mendalami beberapa serangkaian penyerangan yang dilakukan para terduga teroris ini pada kepolisian. "Didalami. Karena pelaku (Banyumas) identitasnya sudah ada," tandasnya.