Kawanan perampok sekap satu keluarga di Banyumas
Saat kejadian, korban Sainah dan Cahyo sedang tidur di ruangan televisi langsung ditodong celurit dan golok.
Warga Desa Kotayasa Kecamatan Sumbang Banyumas Jawa Tengah digemparkan dengan peristiwa perampokan terjadi pada Kamis (14/7) dini hari, di sebuah rumah toko (ruko). Dalam kejadian itu, empat anggota keluarga disekap perampok yang diduga berjumlah lima orang.
Kejadian itu menimpa keluarga Sanin Sarjono (54), sekitar pukul 02.00 WIB. Akibat kejadian istri Sanin, Sainah (49) dan kedua anaknya, Cahyo Muktiono (21) dan Soleh (13) mengalami luka dan memar.
Kepala Kepolisian Sektor Sumbang, Ajun Komisaris Supa’at mengemukakan perampok yang berjumlah lima orang memasuki rumah korban dengan cara memanjat tembok pagar keliling. Sedikitnya, gelang kalung emas seberat 59 gram, uang tunai Rp 50 juta dan recehan yang belum dihitung dari laci toko ikut digondol perampok.
"Pelaku diperkirakan berjumlah lima orang masuk ruko lewat tembok keliling menggunakan tangga dan masuk melalui jendela dengan memecah kaca,” kata Supa'at, Kamis (14/7).
Saat kejadian, korban Sainah dan Cahyo sedang tidur di ruangan televisi langsung ditodong celurit dan golok. Supa’at melanjutkan, pelaku kemudian mengancam korban agar jangan bergerak dan mengancam akan membunuh korban.
“Setelah itu kedua korban dipukul dan mulut ditutup dengan menggunakan lakban dan kedua tangannya diikat dengan tali rafia yang ada di toko,” katanya.
Keributan tersebut sempat terdengar Sanin dan Soleh dari kamar. Saat keduanya bergegas hendak keluar kamar, pelaku kemudian memukul mereka dan menyekapnya. “Sekitar pukul 04.00 WIB, Koran atas nama Cahyo berhasil melepas ikatan dan keluar rumah untuk meminta tolong ke tetangga samping rumah,” jelasnya.
Saat tetangganya datang, Sanin terlihat sudah dalam kondisi telungkup dan tak sadarkan diri. Sehingga korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto untuk mendapat perawatan.
Dari keterangan sementara yang dihimpun petugas, pelaku diperkirakan berusia sekitar 25 hingga 35 tahun, menggunakan dialek banyumasan dan mengenakan tutup wajah. “Hingga saat ini, kami masih mengumpulkan informasi dari para saksi di sekitar lokasi dan terus melakukan penyelidikan,” ujarnya.