Banyumas Disebut sebagai Kabupaten dengan Pengolahan Sampah Terbaik di Asia Tenggara, Begini Faktanya
Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
Banyumas Disebut sebagai Kabupaten dengan Pengolahan Sampah Terbaik di Asia Tenggara, Begini Faktanya
Sampah menjadi persoalan pelik bagi sejumlah kota besar di Indonesia. Namun hal itu tidak berlaku bagi Banyumas. Di tengah permasalahan sampah di Indonesia, Banyumas memiliki ide inovasi pengelolaan sampah dan dapat menjalankannya dengan baik hingga dapat dikenal ke seluruh dunia berkat inovasi tersebut.
(Foto: YouTube Jelajah Bumi)
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Kenapa Banyuwangi dinilai sebagai kabupaten terbaik? Kabupaten Banyuwangi dinilai berhasil menyusun perencanaan pembangunan yang terintegritas dari tahun ke tahun yang berdampak langsung di tengah masyarakat.
-
Bagaimana Pemkab Sleman atasi masalah sampah? Pemkab Sleman menetapkan beberapa kebijakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar semakin dapat terkelola dengan baik.
-
Bagaimana cara Bantul meminimalisir sampah? langkah selanjutnya adalah bagaimana cara meminimalisir kemasan makanan dan minuman dalam kegiatan di masyarakat maupun kegiatan kedinasan pada setiap organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bantul.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah sampah di Bantargebang? Demi menghindari longsor, maka dilakukan teknik terasering. "Jadi langkah itu yang kita terapkan sembari menunggu dibangunnya ITF di Jakarta.," kata Kepala Satuan Pelaksana TPST Bantargebang UPST DKI Jakarta, Handoko Raitno Solusi Lain Tahun ini, pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant akan dibangun di Bantargebang.
-
Kenapa Pemkab Sleman harus atasi masalah sampah? Permasalahan yang sering muncul, biasanya sulitnya mencari lokasi untuk tempat pengolahan atau pembuangan akhir sampah (TPA), kapasitas TPA, sampai munculnya penolakan masyarakat sekitar TPA akibat dampak yang ditimbulkan, seperti bau tidak sedap, dan pencemaran lingkungan.
Mengutip YouTube Jelajah Bumi, keberhasilan Banyumas dalam mengelola sampah tak lepas dari kegiatan manajemen pengelolaan sampah yang baik, di mana wilayah kabupaten itu sudah tidak memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) lagi.
Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi. Atas keberhasilan tersebut tidak heran jika Kabupaten Banyumas dipilih menjadi tuan rumah dari program Smart Green Asean Cities (SGAC).
Bahkan sampah-sampah yang sebelumnya tidak dilirik sama sekali kini berhasil disulap menjadi uang berkat adanya program aplikasi Jeknyong (Ojek Inyong) dan aplikasi Salinmas (Sampah Online Banyumas).
Sama halnya dengan wilayah lain di Indonesia. Sebelum adanya inovasi itu, Banyumas juga memiliki permasalahan pelik terkait sampah. Dalam sehari, sampah yang diproduksi masyarakat Banyumas mencapai 450 ton.
Puncaknya pada tahun 2018, wilayah Banyumas dinyatakan sebagai wilayah darurat sampah. Saat itu masalah sampah di Banyumas sudah sampai tahap yang mengkhawatirkan
Sejak saat itu Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein berusaha keras menemukan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut. Pemkab Banyumas kemudian berusaha membangun pusat daur ulang sampah. Namun dalam praktiknya kurang maksimal dan tidak terlalu efektif.
Setelah itu, Pemkab Banyumas mulai membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) serta peluncurkan aplikasi Jeknyong dan Salinmas. Lewat kedua aplikasi tersebut, masyarakat Banyumas bisa mengubah sampah menjadi uang sekaligus membantu presentase pengurangan sampah di Kabupaten Banyumas secara efisien.
Dari awalnya 6 TPST, pembangunan terus berkembang pesat menjadi 29 TPST dan tersebar di seluruh penjuru kabupaten secara merata.
Mengutip situs goodnewsfromindonesia.id, pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas dilakukan dengan melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Sampah organik mereka pisahkan untuk dijadikan maggot atau larva dari lalat yang bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk seperti bahan bakar pabrik semen, paving blok, dan masih banyak lagi.
Berkat berbagai inovasi tersebut, jumlah sampah yang dibuang ke TPA menurun drastis. Pada awalnya, ada 138 truk sampah yang membuang sampah di TPA Kaliori setiap harinya. Berkat inovasi itu, jumlahnya berkurang drastis menjadi 15 truk sampah per hari.
Keberhasilan itu juga yang menjadikan Banyumas sebagai salah satu dari 13 kota atau kabupaten di Asia Tenggara yang berhasil dalam bidang Smart Green ASEAN.
Keberhasilan itu membuat Purwokerto, ibu kota Kabupaten Banyumas, sebagai tuan rumah City Window Series (CWS) Program SGAC yang diikuti 120 delegasi dari berbagai negara di ASEAN.