Hasilkan 600 Ton Sampah per Hari, Kabupaten di Jawa Tengah Ini Tak Punya TPA
Tak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Tak punya tempat pembuangan akhir, sampah tersebut dibawa kemana ya?
Melansir dari Antara, Kabupaten Banyumas sudah berkutat dengan masalah sampah dalam kurun waktu yang cukup lama.
Diketahui, Banyumas memproduksi sampah sebanyak 600 ton per hari!
Pemerintah setempat pun harus memutar otak menangani masalah sampah.
Untuk itu, pemerintah setempat berusaha untuk mengolah sampah menjadi bernilai ekonomis.
Maka, lahirlah sebuah inovasi yang lahir dari Bupati Banyumas, Achmad Husein bernama "Sumpah Beruang" atau singkatan dari Sulap Sampah Berubah Uang.
Menariknya, Kabupaten Banyumas dalam menangani masalah sampah yakni tidak memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Lantas, sampah tersebut dibawa ke mana?
Meski tak miliki TPA, Banyumas punya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang berhasil mengolah seluruh sampah menjadi nilai ekonomi.
Mengusung inovasi 3R atau Reduce, Reuse, dan Recycle, Pemkab Banyumas membuat mesin pemilah sampah yang berfungsi untuk memilah sampah organik dan anorganik.
Saat ini, inovasi TPST dan penggunaan mesin pemilah sampah cukup menjawab masalah sampah di Kabupaten tersebut.
Hasilnya, Banyumas bisa mengolah sampah sebanyak 600 ton per hari menjadi lebih bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan.
Atas pencapaian dalam mengatasi masalah sampah, Banyumas menjadi salah satu kota percontohan dalam hal pengelolaan sampah.
Melansir dari akun Tiktok Banyuwangi Zero Waste, terdapat sentra atau semacam industri yang mampu mengolah sampah menjadi batu bata.
Pengelolaan sampah ini juga dilakukan dari masyarakat untuk ikut turun tangan dalam menangani masalah sampah.
Mulai dari memilahnya dan menjual kepada Pemkab Banyumas menggunakan aplikasi Sampah Online Banyumas (Salinmas) dan Ojeke Inyong (Jeknyong).
Masih dari akun Tiktok Banyumas Zero Waste, cara pengelolaan sampah masih belum dipraktikkan di daerah lain, yaitu merangkul masyarakat dengan sistem yang modern. Dari sinilah, Pemkab mengajak Kelompok Swadaya Masyarakat atau KSM untuk terlibat langsung.
Melalui KSM, produksi sampah bisa teratur dan berhasil memilah sampah organik dan anorganik di hanggar TPST.
Guna merangkul KSM untuk ikut andil dalam menangani sampah untuk mengatur sampah yang dihasilkan dari beberapa desa dan juga kecamatan yang ada di Banyumas. Semua dilakukan dari hulur ke hilir.
Keberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaIndustri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca Selengkapnya"Kami satu-satunya kelurahan di Kota Bandung yang sudah semua RW Kawasan Bebas Sampah (KBS)."
Baca SelengkapnyaPertamina melalui 121 program Sampah Kita telah berhasil mengolah sampah hingga 876.023 ton.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaSup bebek ini gunakan kemenyan sebagai bumbu. Gimana ya rasanya?
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaMereka tak pernah membayangkan akan jadi pengusaha camilan.
Baca SelengkapnyaESDM mencatat, total cadangan timah dunia sebanyak 4,74 juta ton logam pada 2019 lalu.
Baca Selengkapnya