Kecewa angkutan online,sopir taksi sebut Jokowi balik urus Solo saj
Para sopir taksi itu mengaku kecewa kepada Presiden Jokowi karena tak membela mereka.
Ratusan sopir angkutan umum, mulai dari taksi hingga bajaj melakukan demonstrasi menolak angkutan umum berbasis online seperti Grab dan Uber. Setelah menyambangi depan Balai Kota DKI, mereka bergerak ke arah Monas dan depan Istana Negara.
Mereka mengaku kecewa kepada Presiden Jokowi karena tak membela mereka. Padahal, mereka mengklaim, dulu saat nyalon di Pilgub DKI 2012 dan Pilpres 2014, merekalah yang menjadi pendukung Jokowi.
"Pak Jokowi baru satu tahun jadi gubernur nyalon jadi presiden kita dukung. Tapi setelah jadi yang mendukung kok diinjak-injak. Pendukung Jokowi itu rakyat kecil, sopir bajaj, sopir taksi tapi sekarang kok malah kayak gini nasib kita," kata salah seorang sopir taksi eagle dari Express Group kepada merdeka.com, di lokasi, Senin (14/3).
Dia mengaku tidak mengerti dengan jalan pikiran Presiden Jokowi sebagai pemimpin negara. Saking kesalnya, dia menyarankan Jokowi untuk kembali mengurus kota Solo bukan negara.
"Saya enggak tahu ini, mohon maaf arahnya Pak Jokowi kemana ini. Secara langsung Pak Jokowi harusnya urus Solo ajalah. Jangan urus negara," ungkap dia.
Menurutnya, persoalan ini sesungguhnya cukup sederhana. Jokowi hanya perlu menghapus aplikasi transportasi online. Sebab, gara-gara aplikasi ini pendapatan para sopir taksi kian menurun bahkan nihil.
"Tolonglah Pak Jokowi lihat rakyat kecil tolong dihapuskan aplikasi itu. Kalau negara ini dibiarkan konyol itu namanya. Negara kita ini negara kaya. Coba lihat di jalan-jalan. Semua kan mobilnya bagus-bagus, mewah-mewah. Mana ada mobil butut di jalan-jalan Jakarta," tutur dia.
Pihaknya menuntut pemerintah berlaku adil yakni meminta mobil-mobil itu membayar pajak atau menghapuskan pajak para sopir taksi.
"Kalau begini, hapus saja tera, izin usaha. Samakan kami dengan uber yang enggak perlu bayar yang kayak gitu. KIR mati dua hari denda satu bulan, izin jalan telat dua hari bayar denda satu bulan. Ini tidak adil namanya," tegas dia.
Pantauan merdeka.com, para sopir taksi ini membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka berencana melakukan aksinya kembali jika tuntutannya tidak dipenuhi oleh pemerintah. Setidaknya ada 3.500 taksi berjajar rapi di halaman tugu Monas dan 20.000 sopir taksi melaksanakan aksi mogok operasi.