Kehadiran Rais Syuriah PBNU dinilai buat terang kasus penodaan agama
Rais Syuriah PBNU, KH Masdar Farid Mas'udi menyebut kasus penodaan agama diduga dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak masuk akal. Itu disampaikan ketika sebagai saksi ahli kubu Ahok. Sehingga ada anggapan bahwa agama telah dijadikan alat politik.
Rais Syuriah PBNU, KH Masdar Farid Mas'udi menyebut kasus penodaan agama diduga dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak masuk akal. Itu disampaikan ketika sebagai saksi ahli kubu Ahok. Sehingga ada anggapan bahwa agama telah dijadikan alat politik.
Pengamat Politik Arbi Sanit menyatakan, masalah hukum Ahok memang tidak bisa dilepas dari politik. Apalagi statusnya merupakan calon gubernur DKI Jakarta petahana. Atas hal ini, dirinya menduga Ahok korban dari politik.
Keterangan saksi ahli agama Islam dalam sidang dugaan penistaan agama di PN Jakarta Utara pada Rabu kemarin, semakin menunjukkan kasus menjerat Ahok semakin terang. Bahkan diduga Ahok korban dari politik. "Artinya tuduhan penistaan agama adalah diduga dalih untuk mengalahkan Ahok sebagai Cagub DKI Jakarta," ujar Arbi dalam keterangannya, Kamis (30/3).
Selama ini, kata Arbi, kualitas kepemimpinan Ahok di DKI Jakarta banyak mendapat penilaian baik. Namun, adanya kasus ini membuat namanya tercoreng. Bahkan adanya kasus ini juga membuat agama untuk memobilisasi pemilih.
"Agama diperalat untuk memobilisasi pemilih, dan bahkan digunakan pemilih supaya tidak memilih Ahok," terangnya.
Sebelumnya, dalam sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Ahok, Masdar mengatakan Surat Al Maidah ayat 51 tidak bisa dipisahkan dari surat Al-Mumtahanah ayat 8. Dua ayat itu harus dilihat secara holistik atau keseluruhan terkait kriteria pemimpin nonmuslim tidak boleh dipilih.
"(Surat Al-Mumtahanah ayat 8) bahwa yang tak boleh dipilih sebagai aulia adalah orang nonmuslim yang memerangi kamu dan mengusir kamu dari negeri kamu. Kalau sekadar beda agama, nggak ada masalah," kata Masdar.
Masdar juga menganggap penodaan ini tidak masuk akal. Dia justru mempertanyakan di mana letak penodaanya. Menurutnya, tidak masuk akal jika Ahok menodakan agama, sementara Ahok sendiri mengikuti sebagai calon gubernur DKI Jakarta, di mana mayoritas penduduk beragam Islam.
"Kayaknya pada saat dia mau nyalon jadi pemimpin kok menodai agama yang dianut mayoritas negara tersebut, enggak masuk akal deh," ujarnya.
Kasus menjerat Ahok, Masdar sebut hanyalah peristiwa provokatif. Isu ini, lanjut Masdar, berkaitan erat dengan Pilkada DKI Jakarta. "Sebenarnya isu ini digoreng saya kira dalam konteks Pilkada ini. Saya kira itu lebih sarat dengan motif politik," terangnya.