Kemendikbud ubah waktu kerja guru jadi 40 jam per minggu
Kemendikbud ubah waktu kerja guru jadi 40 jam per minggu. Menurut Sumarna, nanti 40 jam kerja bagi guru menjadi persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi. Dengan demikian, guru tidak perlu lagi meninggalkan sekolah untuk pemenuhan beban kerja tatap muka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2017 tentang Pengganti PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Dalam PP tersebut, diatur terkait jam kerja guru sebanyak 24 jam tatap muka menjadi 40 jam dalam seminggu.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sumarna Surapranata mengatakan, 40 jam dalam seminggu tersebut dibagi menjadi lima tugas yang disebut 5M, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pengajaran tatap muka, menilai atau memberi skor hasil belajar anak didik, melaksanakan bimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan seperti pembinaan pramuka atau menjadi wali kelas.
"Kalau merencanakan pembelajaran dan penilaian sebelumnya di rumah maka akan dilakukan di sekolah saat jam kerja," jelasnya di gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (16/6).
Menurut Sumarna, nanti 40 jam kerja bagi guru menjadi persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi. Dengan demikian, guru tidak perlu lagi meninggalkan sekolah untuk pemenuhan beban kerja tatap muka.
"Selama guru berada di sekolah atau di luar sekolah untuk melaksanakan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler maka guru mendapatkan haknya untuk menerima tunjangan profesi," katanya.
Dirinya juga menjelaskan, 40 jam kerja bagi guru tidak hanya digunakan untuk belajar di dalam ruang kelas melainkan mengajak murid untuk belajar di luar sebagai contoh guru sejarah yang mengajak muridnya ke museum.
"Harus bawa anaknya memperkenalkan museum, sejarah, benda-benda pusaka, budaya. Jangan hanya tunjukkan ini lho fotonya. Tapi anaknya enggak tahu mengenal sejarah, mengenal buktinya. Jadi sekarang itu memberi ruang untuk guru berkreasi, dan kreasi itu kita ajarkan tetapi kreasi sendiri lebih hebat jangan pesimis, jangan underestimate terhadap guru-guru kita," tutup dia.