Kenapa penerbangan MH17 melintasi langit Ukraina?
Wilayah udara itu tidak terlarang, tapi sangat dianjurkan untuk dihindari.
Pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines jatuh dan hancur berkeping-keping di wilayah Ukraina. Padahal daerah itu merupakan zona perang yang selalu dihindari penerbangan sipil. Sebanyak 298 penumpang dan kru pesawat dengan nomor penerbangan MH17 dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur dipastikan tewas. Pesawat yang mereka tumpangi diduga ditembak oleh misil milik pemberontak pro Rusia.
The International Transport Association sebetulnya menyatakan wilayah udara yang dilintasi penerbangan itu tidak dalam kategori terlarang.
Namun seperti dikutip daily mail, Jumat (18/7), pesawat nahas itu terbang dalam jangkauan tembak ground-to-air-missiles saat ditembak pada Kamis (18/7) kemarin. Pihak keamanan Ukraina sebetulnya sudah memberikan panduan jika melintasi wilayah itu, harus terbang di atas 32.000 kaki. (Saat kejadian pesawat MH17 berada di ketinggian 33.000 kaki).
Lantas, mengapa pesawat Malaysia Airlines memilih melintasi langit Ukraina dengan ketinggian seperti itu?
Sejumlah spekulasi pun bermunculan dan jawaban paling utama adalah pilot ingin menghemat bahan bakar dengan mengambil rute tersingkat meski harus melintasi zona timur Ukraina yang berada dalam kondisi konflik.
Pada Senin (14/7) lalu, Eurocontrol (lembaga yang mengoordinasi lalu lintas penerbangan di wilayah udara Eropa) mengirimkan pesan resmi kepada para pilot mengulangi pesan sebelumnya yang berisi 'sangat disarankan menghindari wilayah udara itu. Meski sudah ada peringatan itu, banyak maskapai tetap melintasi langit Ukraina dengan alasan waktu penerbangan lebih singkat yang berujung penghematan.
Sebelumnya pada 8 Juli lalu, otoritas penerbangan Ukraina juga telah menutup wilayah udaranya untuk dilintasi penerbangan sipil setelah pasukan pemberontak menembaki pesawat angkut militer yang terbang pada ketinggian 20.000 kaki.
Data terakhir berdasarkan manifes penumpang, total 298 korban tewas. Mereka masing-masing berkewarganegaraan:
154 Belanda
43 Malaysia (termasuk 15 awak)
27 Australia
12 Indonesian (1 bayi)
9 Inggris
4 Jerman
4 Belgia
3 Filipina
1 Kanada
41 Penumpang lain belum diverifikasi