Ketika Jokowi Penasaran Nama Cawapres Anies, sampai Tanya Surya Paloh
Surya Paloh menyampaikan kepada Jokowi bahwa dirinya sendiri belum tahu siapa yang akan mendampingi Anies.
Pertanyaan Jokowi itu disampaikan ketika bertemu dengan Surya Paloh di Istana
Ketika Jokowi Penasaran Nama Cawapres Anies, sampai Tanya Surya Paloh
Presiden Joko Widodo penasaran siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan.
Jokowi bertanya kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh siapa nama cawapres yang sudah dikantongi Anies.
Pertanyaan Jokowi itu disampaikan ketika bertemu dengan Surya Paloh di Istana pada Senin (17/7).
"Nah Pak Jokowi juga tanya, siapa ini wakil presidennya ini, saya bilang saya belum mikirin itu, yang saya tahu (urusan) Pak Anies itu, ha ha ha," kata Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Selasa (18/7). Surya Paloh menyampaikan kepada Jokowi bahwa dirinya sendiri belum tahu siapa yang akan mendampingi Anies di Pilpres 2024. Kata dia, hanya Anies yang tahu, "Ya saya bilang saya belum memahami barangkali Pak Anies yang paling tahu, ya itu saja kira-kira begitu," kata Surya Paloh menirukan jawaban kepada Jokowi.
Sementara itu, Koalisi Perubahan telah menyerahkan sepenuhnya kepada Anies Baswedan untuk mengumumkan calon wakil presidennya. Anies telah mengantongi nama cawapres sebelum berangkat ibadah haji beberapa waktu lalu. Pembahasan cawapres di tim delapan Koalisi Perubahan sudah selesai.
Menurut Ketua DPP NasDem Willy Aditya yang juga anggota tim delapan, satu nama sudah berada di kantong Anies. "Kan sudah ada di kantong mas Anies. Nanti biar mas Anies kasih," kata Willy. Tim delapan sudah kembali menggelar rapat internal bersama Anies sejak pulang haji. Rapat itu digelar pada Senin (17/7) kemarin. Tetapi tidak ada agenda pembahasan cawapres.
"Tentang Cawapres tidak jadi pembahasan karena seperti berulang-ulang sudah diberitakan, soal Cawapres sudah ada di kantong Pak Anies. Sesuai isi Piagam, pemilihan Calon Pasangan diserahkan kepada Calon Presiden," jelas anggota tim delapan Sudirman Said.
merdeka.com
Deklarasi cawapres Anies tadinya direncanakan akan digelar pada 16 Juli lalu. Tetapi pada Apel Siaga Perubahan NasDem, tidak ada agenda deklarasi. Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali menyebut perlu momentum tepat untuk deklarasi. Kalau diumumkan sekarang, akan merugikan koalisi. "Dalam perspektif apapun menurut saya politik itu momentum. Sekarang kita belum tahu siapa lawan kita. Kita umumkan wakil ya sama aja menyerahkan leher kami digorok-gorok," ujar Ali kepada wartawan di Senayan, Sabtu (15/7).
Ali mengatakan apabila NasDem telah mengumumkan bakal cawapres terlebih dahulu akan menjadi peluang bagi pesaing dari koalisi lain untuk mencari kelemahan pasangan Anies. Terlebih di kondisi yang saat ini, Ali mengatakan, dalam suatu survei popularitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu tengah merosot. "Sekarang siapa lawan kita? Terus apa yang mendesak untuk kita umum kan hari ini? Harusnya setelah koalisi yang terbentuk yang dilakukan oleh koalisi adalah melakukan konsolidasi, membuat penetrasi publik sehingga kader-kader di daerah ini bergairah," tegas dia.
Partai Demokrat sebagai anggota Koalisi Perubahan meminta Anies tidak mengundur waktu deklarasi cawapres lebih lama. Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan, jika waktu deklarasi mundur terus maka isu akan bermunculan.
"Semakin mundur deklarasi ini, semakin banyak isu yang berkembang itu sudah pasti," kata AHY saat konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (14/7) malam.
merdeka.com
AHY pun mengingatkan, jika semakin mundur waktu deklarasi akan berdampak pada keyakinan di masyarakat. Semua pertimbangan tersebut sudah disampaikan kepada Koalisi Perubahan. "Kami mengatakan hati-hati masuk angin, hati-hati rakyat kemudian tidak yakin. Semua itu saya sampaikan sudah kita sampaikan kepada teman-teman yang lain bahwa itu konsekuensi, walau bukan menjadi risiko paling tidak itu konsekuensi logis dari mundur-mundurnya deklarasi ini," ujar AHY. Kendati demikian, AHY menyebut, agar deklarasi cawapres tidak grasa-grusu agar apa yang dideklarasikan matang untuk ke depannya.
"Jadi harapan saya memang segera tapi juga matang bukan segera tapi grasa grusu akhirnya gatau juga. Kita juga tau waktu itu juga ada yang mendeklarasikan cepet-cepat, paham maksud saya ya, tapi begitu terjadi setelah itu bubar paling cepet juga. Jadi segera deklarasi setelah itu segera bubar juga. Saya tidak ingin segera seperti itu tapi segera yang matang dan kita telah pencet tombol deklarasi bersama dan itu lah kita berbicara strategi kemenangan," imbuh dia. Anies Baswedan masih menutup nama cawapres yang dikantonginya. Ia tidak memastikan kapan akan deklarasi. Tetapi Anies memastikan sampai hari ini koalisi masih solid. Ada waktunya nanti untuk menyampaikan nama cawapres. "Dan kami InsyaAllah begitu waktunya tiba nanti kita akan sama-sama umumkan," katanya.