Ketika Nabi Muhammad SAW Perintahkan Zaid bin Tsabit Belajar Bahasa Yahudi
Di samping itu, Nabi Muhammad SAW, juga menugaskan Zaid bin Tsabit untuk menulis surat-surat untuknya. Nabi mendikte dan Zaid kemudian menuliskannya.
Zaid bin Tsabit adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang cerdas dan cakap. Karena itulah, Nabi Muhammad SAW mempercayakan kepadanya sebagai penulis wahyu.
Setiap kali wahyu turun, Nabi Muhammad SAW, mendiktekannya kepada Zaid bin Tsabit. Zaid kemudian langsung menghafal dan menuliskannya ke pelepah kurma, kulit hewan, batu dan lainnya.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Kapan Ramadhan di luar angkasa? Selama masa tinggalnya, umat Islam di Bumi akan merayakan bulan Ramadhan – waktu puasa, doa dan refleksi yang berlangsung dari malam tanggal 22 Maret hingga 21 April.
-
Apa yang dirasakan saat Ramadan berakhir? Seiring dengan terbenamnya matahari di akhir Ramadan, kita merasakan campuran perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
-
Kapan bazar Ramadan di Jati Padang diadakan? Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap bulan suci Ramadan dengan tujuan saling berbagi di antara warga yang mampu kepada warga tidak mampu.
-
Kapan Kampung Ramadan Sanden berlangsung? Acara itu digelar di Jalan Trunojoyo, Sanden, selama satu minggu mulai dari tanggal 23-31 Maret 2024.
Di samping itu, Nabi Muhammad SAW, juga menugaskan Zaid bin Tsabit untuk menulis surat-surat untuknya. Nabi mendikte dan Zaid kemudian menuliskannya.
Jika penerima surat tidak berbahasa Arab, maka tugas Zaid bin Tsabit adalah menerjemahkannya ke dalam bahasa mereka. Oleh sebab itu,
Zaid bin Tsabit dituntut menguasai banyak bahasa.
Dalam buku Hayatush Shahabah karya Syekh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawi, Nabi Muhammad SAW, pernah memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk
mempelajari aksara Yahudi. Hal itu bermula ketika suatu hari orang-orang yang tengah menghadap Nabi menyampaikan bahwa ada seorang
anak dari Bani Najjar, salah satu suku Yahudi yang mendiami Jazirah Arab, telah menghafal 17 Surat Alqur’an.
Nabi takjub setelah mendengar anak tersebut bisa membaca Al-Qur’an. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW, memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mempelajari aksara Yahudi, baik lisan maupun tulisan. Alasannya, agar Zaid bin Tsabit bisa menerjemahkan kata-kata yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, ketika berinteraksi dengan orang Yahudi, baik dalam hal surat-menyurat atau pun berpidato di hadapan mereka.
"Wahai Zaid, pelajarilah untukku aksara Yahudi, karena demi Allah, aku tidak merasa aman terhadap suratku dari orang Yahudi," kata Nabi Muhammad SAW.
Zaid bin Tsabit kemudian mempelajari aksara Yahudi. Dalam kurun waktu setengah bulan, dia berhasil menguasai bahasa Yahudi, baik lisan maupun tulisan.
Jika Nabi Muhammad SAW, hendak mengirimkan surat kepada komunitas Yahudi, maka Zaid bin Tsabit menuliskannya. Zaid juga yang menerjemahkan ketika Nabi Muhammad SAW, menerima surat dari mereka.
Tidak hanya itu, Nabi Muhammad SAW, juga memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mempelajari bahasa-bahasa asing lainnya seperti Bahasa
Suryani. Karena pada saat itu, Nabi tengah menerima surat dari suku yang berbahasa Suryani. Sementara para sahabat tidak ada yang
memahami bahasa tersebut.
"Telah datang kepadaku surat, dan aku tidak ingin dibaca sembarang orang. Nah, bisakah engkau (Zaid bin Tsabit) mempelajari aksara Ibrani?” tanya Nabi Muhammad SAW.
Zaid menyanggupi permintaan Nabi. Dia kemudian berhasil menguasai bahasa tersebut setelah mempelajarinya selama 17 malam.
Dikutip dari nu.or.id, dalam mendakwahkan Islam, Nabi Muhammad SAW, tidak hanya menyampaikannya secara langsung di hadapan umatnya tapi juga melalui surat-menyurat. Biasanya Nabi menggunakan metode dahwah tersebut untuk mengajak para raja-raja di wilayah Jazirah Arab dan sekitarnya agar memeluk Islam.
Di antara raja-raja yang pernah mendapatkan surat dari Nabi Muhammad SAW, adalah Muqawqis (Raja Qibthi di Mesir), Heraclius (Kaisar Romawi Timur) dan Raja Najasyi (Penguasa Habasyah). Kemudian Gassan Jabalah bin Aiham (Raja Thaif), Negus (Penguasa Abessinia), Munzir bin Sawi (Penguasa Bahrain) dan Kisra (Penguasa Persia).
Tentu saja, para raja tersebut tidak semuanya menguasai bahasa Arab. Oleh sebab itu, Nabi perlu memiliki penulis pribadi yang menguasai bahasa-bahasa mereka. Sehingga pesan yang hendak disampaikan Nabi Muhammad SAW, bisa dipahami mereka. Dan penulis pribadi Nabi yang menguasai banyak bahasa adalah Zaid bin Tsabit.
(mdk/gil)