Kiai kampung sebut Khofifah-Ipul seperti Rossi dan Marquez
Kiai kampung sebut Khofifah-Ipul seperti Rossi dan Marquez. "Terutama kami, karena kaum Nahdliyin (Jatim) adalah mayoritas, saya harapkan gubernur yang akan datang dari Nahdliyin," tegas Gus Fahrur.
Sekitar 150 kiai kampung se-Jawa Timur berkumpul di Surabaya, Selasa (28/3). Ratusan kiai dari Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) itu bertemu untuk membahas dukungan mereka di Pilgub Jawa Timur 2018.
Komunitas kiai pendukung KarSa (Soekarwo-Saifullah Yusuf) di Pilgub Jawa Timur 2013 lalu tersebut, mengaku mengantongi dua nama bakal calon yang layak memimpin Jawa Timur lima tahun mendatang. Dua bakal calon gubernur di Pilgub 2018 yang akan didukung FK3JT adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Sayang, meski menyatakan siap mendukung bakal calon dari Nahdlatul Ulama (NU), para kiai kampung ini belum berani memutuskan akan mendukung siapa. Apakah mendukung Gus Ipul atau Khofifah?
Namun, berdasarkan Surat Nomor; 03DFK3JT/V/2017, para kiai kampung menyatakan sikapnya di Pilgub Jawa Timur 2018 mendatang. Ada lima poin keputusan, yang salah satunya berisi dukungan kepada bakal calon mumpuni dan berasal dari NU.
"Tak terasa waktu cepat berlalu, dan Insya Allah pada pertengahan 2018, akan ada pesta demokrasi, yaitu Pemilihan Gubernur priode 2019-2024. Forum kami, perlu memberikan pendapat dan harapan-harapan, aspirasi-aspirasi kami untuk ikut serta membangun Jawa Timur ke depan, agar semakin makmur," kata Ketua FK3JT, KH Fahrurrozi atau Gus Fahrur, membuka pertemuan tersebut.
Di pertemuan itu, Gus Fahrur juga menyampaikan lima poin kesepakatan FK3JT tentang Pilgub Jawa Timur 2018. "Dan kami uraikan poin-poin di bawah ini. Satu, kami Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur berharap, Jawa Timur terus aman dan makmur dengan terus menjaga kerukunan umat beragama dan selalu menjaga empat pilar negara."
"Empat pilar negara, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 45, Pancasila dan Kebhinekaan. Karena kita adalah orang Nahdliyin, tentunya wajib mengamankan empat pilar Negara Kesatuan Republik ini," sambungnya.
Poin kedua, FK3JT berharap, bakal calon gubernur di Jawa Timur adalah orang-orang berkualitas, mumpuni serta punya visi-misi yang baik, dan yang bisa membawa masyarakat Jawa Timur lebih makmur dan sejahtera.
"Terutama kami, karena kaum Nahdliyin (Jatim) adalah mayoritas, saya harapkan gubernur yang akan datang dari Nahdliyin," tegas Gus Fahrur.
Di poin ketiga, FK3JT memandang, saat ini mereka hanya melihat ada dua kandidat bacagub Jawa Timur yang sudah mengemuka, dan sudah sangat dikenal masyarakat. "Dan beliau-beliau itu, satu, Ibu Hajjah Khofifah Indar Parawansa yang sekarang menjadi menteri sosial, dan juga ketua Muslimat seluruh Indonesia. Dua, Haji Saifullah Yusuf, yang kita kenal dengan sebutan Gus Ipul," katanya lagi.
Untuk dua bakal calon ini, FK3JT juga mengaku akan mencarikan panggilan atau julukan melekat seperti di Pilgub-Pilgub sebelumnya. "Insya Allah ke depan, akan kita cari panggilan-panggilan yang lebih Kejawatimuran. Kalau pada Pilgub kemarin ada Pakde, ada Bude, maka bagaimana kalau nanti Bu Khofifah betul-betul nyalon, kita juluki dengan Bulik Khofifah."
Pun begitu dengan Gus Ipul, para kiai kampung ini juga akan mencarikan nama julukan yang lebih Kejawatimuran. "Gus Ipul juga kita punya julukan yang lebih Jawa Timuran, Man Gus Ipul atau Man Ipul gitu saja. Mudah-mudahan dua-duanya berkenan menjadi bacagub Jawa Timur 2018 nanti," ungkap Gus Fahrur.
Terkait Khofifah yang saat ini masih fokus pada kinerjanya sebagai Mensos dan belum menyatakan secara resmi maju di Pilgub Jawa Timur, FK3JT mengaku akan menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta restu.
"Insya Allah kita akan meminta izin kepada Bapak Presiden, karena Bu Khofifah adalah menteri beliau, Bapak Haji Joko Widodo. Mudah-mudahan beliau berkenan memberikan restu kepada Ibu Hajjah Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai bakal calon gubernur yang akan datang," papar Gus Fahrur.
Terkait adanya dua pilihan ini sendiri, FK3JT mengaku tetap akan solid, tidak akan terpecah saat Pilgub digelar nanti. Mereka mengaku akan tetap terus beristikhoroh mengerucutkan pilihan.
"Kenapa? Karena ini alat demokrasi, masyarakat Jatim yang sudah cerdas kita beri pilihan dua kader Nahdliyin yang sudah malang melintang di dunia pemerintahan, Gus Ipul dan Bu Khofifah," dalih Gus Fahrur.
Untuk masalah pendamping atau bakal calon wakil gubernur, FK3JT berharap pada para birokrat. "Poin empat, mengingat semakin sulitnya persoalan aturan tata kelola birokrasi, maka kami berharap pada beliau-beliau (Khofifah dan Gus Ipul) menggandeng bakal calon wakil gubernur dari birokrat-birokrat yang ada di Provinsi Jawa Timur," harapnya.
Dengan menggandeng wakil dari unsur birokrasi, menurut para kiai kampung, akan tercipta keseimbangan dalam memimpin masyarakat di Jawa Timur ke depan. Hal ini mengingat, bakal calon yang mereka dukung, yaitu Khofifah dan Gus Ipul, bukan murni birokrat.
"Poin kelima, kami belum memunculkan nama-nama lain, karena beliau berdua, antara Gus Ipul dan Bu Khofifah adalah, beliau berdua menjadi kandidat terbaik saat ini. Yang saya dengar dari berbagai polling yang sudah ada, saat ini, walaupun beliau, Bu Khofifah belum menyatakan siap untuk turun gunung, konon surveinya (Gus Ipul dan Khofifah) saling kejar-mengejar seperti Valentino Rossi dengan Marquez. Semoga Allah meridhoi aspirasi kami," tutup Gus Fahrur.