Kongres Anak Indonesia, ratusan peserta berdoa untuk Angeline
Indonesia saat ini masuk dalam darurat kekerasan terhadap anak.
Para peserta Kongres Anak Indonesia (KAI) Ke-XIII yang digelar di Batu, Jawa Timur sesaat memanjatkan doa untuk Angeline (Engeline), korban kekerasan yang diduga dilakukan oleh ibu angkatnya Margriet Christina Megawe (60).
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait memimpin doa di hadapan para utusan anak seluruh Indonesia. Arist mengajak sejenak membacakan doa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
"Mari kita berdiri sejenak, berdoa untuk Angeline. Angeline telah berjuang dan melawan kekerasan. Dia terpaksa meninggal demi perjuangan hidupnya. Semangatnya telah menjadi ikon anak yang dunia. Berdoa dimulai," kata Arist di Batu, Kamis (5/8).
Doa diikuti secara khusyuk seluruh perwakilan anak dari 34 provinsi di Indonesia. Tampak Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise duduk di baris depan berdiri mengangkat tangan.
Arist dalam sambutannya menyampaikan keprihatinannya atas banyaknya kasus kekerasan pada anak. Menurutnya, Indonesia masuk dalam darurat kekerasan terhadap anak.
"Indonesia telah masuk dalam darurat kekerasan seksual. Jumlah anak yang sekitar 21 juta anak, 58 persen mengalami kejahatan seksual," katanya.
Kongres Anak Indonesia digelar di Batu, Jawa Timur mulai tanggal 3 hingga 8 Agustus 2015. Kongres mengambil tema memutus rantai kekerasan pada anak, mewujudkan Indonesia ramah anak.
"Kasihan dia menjadi korban hingga meninggal dunia, saat seharusnya mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya. Mungkin yang salah para orangtua," kata Ahmad Juna Wijaya utusan anak dari Kalimantan Timur di lokasi sama.
Selama kongres anak yang diikuti 10 anak per provinsi itu, akan membahas tiga agenda penting. Mereka akan mengeluarkan rekomendasi Suara Anak Indonesia yang akan disampaikan kepada presiden, memilih 10 duta anak Indonesia, serta memutuskan kegiatan untuk tahun 2015.
"Setiap anak berhak berpendapat dan didengar pendapatnya. Semua komponen bangsa wajib mendengarkan," kata Syamsul Ridwan, Sekjen Komnas Anak yang juga panitia penyelenggara.