KontraS pesimis pemerintahan Jokowi-JK tuntaskan kasus HAM
"Sudah ditunggu lama, ternyata Jokowi hanya mengatakan bahwa akan diupayakan rekonsiliasi terkait kasus-kasus HAM."
Koordinator KontraS, Haris Azhar menyatakan pesimis pemerintahan Jokowi-JK dapat menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM. Dia menyayangkan sikap pemerintah saat ini, yang terkesan tidak peduli dengan yang mereka janjikan ketika kampanye pilpres.
"Tadi pagi Jokowi hadir di acara yang diadakan oleh Komnas HAM dan LPSK, dan bukan di acara HAM nya sendiri seperti yang ia pernah janjikan tentang penyelesaian kasus-kasus HAM pada saat kampanye. Sudah ditunggu lama, ternyata Jokowi hanya mengatakan bahwa akan diupayakan rekonsiliasi terkait kasus-kasus HAM," kata Haris di gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (9/12).
"Menurut saya, pernyataan itu tidak lebih baik dari janji-janjinya saat kampanye, yang bahkan lebih detil menjelaskan kasus-kasus tersebut, beserta janji pengungkapannya ketika nanti dia terpilih. Tapi ketika hari ini Jokowi sudah terpilih, dia hanya berbicara masalah rekonsiliasi. Jujur, ini mengecewakan saya secara pribadi," kata Haris menambahkan.
Haris mengingatkan kepada para tamu yang hadir, agar jangan termakan euforia dari pemerintahan saat ini, sementara janji-janji mereka dalam penyelesaian kasus-kasus HAM seakan dilupakan begitu saja. Dirinya bahkan mengaku, lebih memilih sosok Jokowi saat menjadi Capres daripada saat kini dirinya sudah menjadi presiden RI.
"Ternyata Jokowi lebih baik saat jadi Capres daripada saat ini ketika jadi presiden. Saat jadi Capres, Jokowi bisa membicarakan banyak kasus-kasus HAM, bahkan sampai hapal puisinya Widji Thukul. Tapi ketika jadi presiden, saat ada mahasiswa dipukuli, dia hanya bisa berkata 'itu bukan urusan saya'," kata Haris.
"Saya ingatkan, jangan mudah terbuai dengan pemerintahan yang baru karena mereka masih belum konsisten dengan janjinya terhadap penegakan HAM. Banyak korban yang menemui saya dan meminta untuk ditemui dengan Jokowi, karena mereka ingin berbicara langsung. Tapi saya katakan kepada mereka, buat apa kalaupun ketemu Jokowi tapi dia yang bicara, bukan dia yang mendengarkan kesaksian kita sebagai keluarga korban," pungkasnya.
Acara yang berakhir tepat pada pukul 21.00 WIB ini, ditutup dengan penampilan sebuah grup politikal hiphop asal Bandung, Eyefeelsix, yang tampil dengan membawakan 3 buah lagunya. Satu lagu terakhir berjudul 'Tak Bisa Dibungkam' mereka dedikasikan khusus untuk almarhum Munir, beserta para pejuang HAM dan kebebasan lainnya yang mengalami berbagai bentuk kekerasan oleh negara.
Acara yang dihelat dalam memperingati hari HAM sedunia yang jatuh setiap tanggal 10 Desember ini, didahului oleh pertunjukan paduan suara dari keluarga korban kekerasan HAM pada tragedi Mei '98 silam.
Selain itu, sejumlah penampilan seni dan luapan ekspresi lainnya juga dipertunjukkan, antara lain aksi 2 orang sinden dari ibu-ibu perwakilan petani Rembang yang tanahnya dirampas sebuah Pabrik Semen. Kemudian ada paduan suara dari ibu-ibu Rumpin, Kabupaten Bogor yang tanahnya dirampas AURI, serta warga Cipinang Baru Bundar yang tanahnya terancam digusur oleh pihak Polri.