Korban Mimisan, Motivator Pukul Siswa Malang Minta Maaf Cium Tangan
Kata Nur Cholis, sebagai pribadi permintaan maaf itu bisa diterima, tetapi secara kelembagaan dan hukum diserahkan kepada pihak yang berwenang.
Jumlah siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang yang menjadi korban pukulan oleh motivator Agus Setiyawan sebanyak 10 orang. Salah satu korban mengalami mimisan, sehingga baru 9 orang yang bisa dimintai keterangan.
"Dari 10 korban, yang membuat laporan polisi 9 orang, satu mimisan nanti kita cek kembali. Kalau memang yang bersangkutan sudah bisa membuat keterangan berita acara pemeriksaan saksi korban, kami akan sampaikan. Yang sudah bertanda tangan 9 orang, tim sidik masih melengkapi penyidikan," kata AKBP Doni Alexander, Kapolres Malang Kota, Jumat (18/10).
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan di sekolah? Korban diduga telah melakukan pelecehan terhadap para siswi di sekolah.
-
Siapa yang tampil di panggung acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa yang terjadi di halaman sekolah setelah gempa Tuban? Lebih dari satu sumber mata air tampak muncul dari sela-sela lantai paving. Munculnya fenomena air panas ini pun dibenarkan oleh Badrus, warga setempat.
Doni mengatakan, korban sudah menjalani visum dan baru satu orang yang diketahui hasilnya. Satu korban mengalami luka di bibir sementara lainnya menyisakan lebam.
"Hasil visum masih satu, karena luka di bibir sisanya bekas lebam nanti akan kami sampaikan. Saya minta bersabar sehingga nanti bisa jelas," ungkapnya.
Sementara Nur Cholis, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2 Malang menceritakan, sesudah mengetahui kejadian tersebut mengumpulkan 10 anak yang menjadi korban kekerasan guna menceritakan kejadian tersebut. Setelah itu, Agus Setiyawan datang memenuhi panggilan sekolah dan bertemu anak-anak.
"Sudah minta maaf, semuanya sudah dimintai maaf, bahkan Pak Agus salim mencium tangan siswa," katanya.
Kata Nur Cholis, sebagai pribadi permintaan maaf itu bisa diterima, tetapi secara kelembagaan dan hukum diserahkan kepada pihak yang berwenang.
"Sebenarnya menurut kami sudah kita maafkan, tetapi secara kelembagaan kan (tidak bisa begitu saja), namanya sudah viral juga. Otomatis dunia pendidikan tidak bisa terima ini. Sehingga saya tidak bisa apa-apa, saya minta maaf, kalau secara pribadi saya maafkan tetapi secara kelembagaan kita tunggu saja. Sakit hatinya anak-anak tidak bisa cepat bisa terobati," katanya.
Nur Cholis menceritakan, setelah membuka acara seminar tersebut meninggalkan sekolah. Kegiatan didampingi seorang guru, karena proses pembelajaran masih tetap berlangsung seperti biasanya. Awalnya semua berjalan baik-baik, termasuk penyampaian testimoni dari sekolah lain dan mahasiswa.
"Ternyata yang terjadi di luar kendali kami. Kami harus rapat, guru-guru harus mengajar. Di sini hanya ada satu guru, kaprodinya, waktu itu juga melayani tamu," katanya.
Namanya anak-anak, melihat kesalahan ketik sedikit mungkin tertawa. Namanya anak-anak, dalam situasi seperti itu tidak bisa disalahkan.
"Tetapi namanya motivator kan tidak boleh emosi, harus terkendali. Karena kita yakin motivator yang kita datangkan tidak ada yang seperti itu. Sehingga tidak ada pendampingan pun sebenarnya, tidak masalah, aman-aman saja," katanya.
Guru sekaligus operator yang menunggu kegiatan tersebut masih baru sehingga memang belum mengetahui budaya kegiatan belajar di sekolah SMK. Sementara anak-anak masih bisa mengendalikan diri dengan situasi tersebut.
"Mungkin dia spontan memvideokan, karena merasa tidak tega atau bagaimana. Itu di luar kendali kita. Kita juga tidak bisa melarang anak-anak seperti itu. Saya tidak menyalahkan anak-anak, karena itu kondisi alami," katanya.
Agus Setiyawan atau Agus Piranhamas sendiri telah ditangkap di Surabaya dan statusnya ditetapkan sebagai tersangka. Agus dianggap melakukan penganiayaan anak di bawah umur.
Tersangka dijerat Pasal 80 Undang-Undang Nomor 34 tahun 2014, tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.
Baca juga:
Ditangkap, Motivator Tampar Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang jadi Tersangka
Motivator Pukul Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang Gara-Gara Salah Tulis 'Goblog'
Ninoy Karundeng Bantah Dokter Insani Telah Mengobati Lukanya
Ditolak Hubungan Badan, Pemuda Ini Coba Perkosa Kekasih
Kondisi Istri yang Dibakar Suami Membaik, Dokter Cabut Alat Bantu Pernapasan
Kesal Sering Dimarahi Majikan, Seorang Pengasuh di Depok Aniaya Balita