Luncuran Lava Pijar Gunung Karangetang Sulut Capai 1.500 Meter
Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mencatat jarak luncuran lava pijar yang mengarah ke sejumlah kali mencapai 750 meter sampai 1.500 meter.
Aktivitas Gunung Api Karangetang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut meningkat. Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mencatat jarak luncuran lava pijar yang mengarah ke sejumlah kali mencapai 750 meter sampai 1.500 meter.
"Kami berharap warga tetap waspada dan mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG," ujar Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang, Selasa (23/5).
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Bagaimana proses terbentuknya petir saat erupsi gunung berapi? “Explosive dengan kecepatan tinggi, maka yang tadinya senyawa a dan b akan putus menjadi a plus dan b minus, atau dalam konteks yang lebih kecil skala atom. Adanya tekanan yang tinggi itu, elektron-elektron tersebut dipaksa keluar, sehingga menjadi elektron bebas," ungkapnya. Mirzam menambahkan, elektron bebas menjadi cikal bakal utama terbentuknya petir. Partikel-partikel yang terlontar dengan kecepatan tinggi bergesekan satu sama lain yang akhirnya menghasilnya muatan listrik.
Dia menyebutkan, pada periode pengamatan Selasa (22/5) pukul 18.00-24.00 WITA, leleran lava lebih kurang 300 meter dari puncak kawah utama. Dari ujung leleran sering terjadi guguran lava pijar ke arah Kali Batuawang, Kali Kahetang sekitar 1.000-1.500 meter.
Sedangkan guguran lava pijar dari puncak kawah sesekali terjadi ke arah Kali Keting, Kali Batang, Kali Timbelang, Kali Beha Barat sekitar 1.000 meter, ke kali Beha Timur dan Kali Bahembang sekitar 750 meter.
"Bunyi guguran terdengar lemah sampai kuat sementara sinar api kawah dua sekitar 25 meter," jelasnya, dilansir dari Antara.
38 Kali Gempa Guguran
Pada periode tersebut terekam sebanyak 38 kali gempa guguran amplitudo antara 10-45 milimeter, durasi antara 40-189 detik, satu kali gempa hybrid/fase banyak Amplitudo 20 milimeter, S-P: 0 detik dengan durasi 15 detik.
Terekam pula dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo antara 5-10 milimeter, S-P antara 8-15 detik selama 49 detik.
"Gempa guguran masih cukup tinggi, sementara tingkat aktivitas berada pada level III siaga," ujarnya.
Masyarakat Harus Waspada
Dia berharap, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua dan kawah utama serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Warga diharapkan mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
Selanjutnya, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
(mdk/tin)