Malam di Lokasi Pengungsian Erupsi Semeru
Petugas dan anak-anak sibuk mengangkut kantong berwarna oranye. Semua bergotong royong memindahkan bantuan dari sebuah truk yang terparkir tepat di gerbang SMPN 02 Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Dalam dua pekan ini, gedung sekolah itu menjadi tempat pengungsian korban bencana alam erupsi Gunung Semeru.
Petugas dan anak-anak sibuk mengangkut kantong berwarna oranye. Semua bergotong royong memindahkan bantuan dari sebuah truk yang terparkir tepat di gerbang SMPN 02 Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Dalam dua pekan ini, gedung sekolah itu menjadi tempat pengungsian korban bencana alam erupsi Gunung Semeru.
Kondisi di SMPN 02 Pronojiwo pada Minggu (19/12) itu cukup ramai. Bantuan silih berganti berdatangan. Para pengungsi juga sibuk mengantre distribusi bantuan. Namanya satu persatu dipanggil oleh petugas.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Apa yang menyebabkan erupsi Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi terjadi bersamaan? Gunung-gunung api yang terletak pada busur vulkanik sama, cenderung mengalami erupsi bersamaan. Misalnya yang terjadi pada Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi."Busur vulkanik bertindak sebagai event organizer. Lantaran mereka (Gunung Merapi, Semeru, dan Marapi) dipengaruhi interaksi lempeng tektonik yang sama," jelas ahli vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurachman, dikutip dari laman resmi ITB, Sabtu (11/5/2024).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
Empat ruang kelas disulap menjadi tempat tinggal sementara pengungsi. Totalnya ada 160 jiwa atau 69 kepala keluarga yang mengungsi dari Desa Supituran. Hampir tidak ada jarak antarpengungsi. Meski tidak berdesakan, empat ruangan kelas itu menampung cukup banyak pengungsi.
Wajah lelah terlihat dari dalam ruang kelas. Ada anak-anak sibuk mengisi waktu dengan bersenda gurau, ada juga yang asik menonton sesuatu dari telepon pintarnya. Ada juga yang sudah terlelap karena letih.
Sedangkan, ada pengungsi sibuk mondar mandir mengangkut dus berisi mi instan dan sembako. Ada tokoh agama yang memberikan bantuan melalui amplop kepada ibu-ibu, sambil berdoa supaya bencana ini cepat berlalu.
Di depan ruang kelas itu juga terdapat meja yang ditaruh dispenser air dan renceng minuman seduh. Layaknya warung kopi. Di depan ruangan kelas itu para bapak-bapak ngopi hingga merokok. Salah satunya Muslih yang menceritakan pengalamannya.
Erupsi itu membuatnya mengungsi. Meski rumah tidak hancur, bapak berusia 40 tahunan itu bercerita, abu tebal menyelimuti rumahnya. Ia dan keluarga mengungsi. Kebetulan istri dan anaknya bisa dititipkan ke rumah saudara di Kabupaten Malang. Namun, Muslih masih tinggal di pengungsian karena harus mengurus kambing ternaknya yang tersisa di rumahnya.
"Kalau pagi saya ke rumah urus kambing, sore habis magrib kembali ke sini," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (19/12) malam.
Apa yang dialaminya juga banyak dialami pengungsi lain. Saat pagi buta, banyak pengungsi kembali ke rumahnya yang masih tersisa. Ada berbagai alasan, salah satunya mengurus ternak seperti Muslih. Meski dengan rasa takut, banyak warga terpaksa harus bolak-balik.
"Kalau ini satu bulan juga enggak berani (tinggal kembali di rumah), masih trauma," terang Muslih.
Namun, ada yang tidak bernasib baik seperti Muslih. Banyak pula warga yang terpaksa tinggal sementara di pengungsian karena rumahnya tak bisa lagi ditinggali.
Toha, koordinator para pengungsi itu bercerita, banyak pengungsi yang rumahnya sudah hancur karena erupsi. Tak ada tempat kembali.
Meski bantuan dari berbagai pihak termasuk pemerintah mencukupi untuk hidup sementara di pengungsian, harapan agar bisa kembali itu diinginkan warga Supituran. Toha yang juga pengungsi itu mengatakan, warga berharap bisa kembali tinggal di rumahnya.
Warga berharap uluran bantuan pemerintah untuk memberikan rumah untuk kembali. Masalah ini pun sudah dikoordinasikan dengan Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
"Masalah hunian ini sebagian rumahnya hancur. Sudah dikoordinasikan dengan Bapak Bupati Lumajang," kata Toha.
Baca juga:
Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 3 Kilometer
Cara Unik Para Tukang Potong Rambut di Malang Donasi untuk Korban Semeru
Selain Hunian Pengungsi, Pemkab Lumajang Fokus Normalisasi Aliran Lahar Semeru
Berkunjung ke Jawa Timur, Ini Doa Morgan Oey dan Sheila Dara untuk Korban Semeru
Layanan Pendidikan Korban Erupsi Gunung Semeru Dipastikan Tidak Berhenti
Pencarian Korban Erupsi Semeru Dihentikan, Penanganan Fokus ke Fase Pemulihan