Mampukah Ridwan Kamil kalahkan banjir Bandung?
Produksi sampah di Kota Bandung saat ini mencapai 1.500 ton per hari dan 20 persen di antaranya adalah sampah anorganik.
Seperti lazimnya kota-kota di Indonesia yang terus berkembang, Bandung pun mengalami beragam masalah akibat tata kelola ruang yang semrawut. Dari mulai masalah jalanan berlubang, kemacetan, sampah, pedagang kaki lima hingga banjir.
Di tahun 1920-an Bandung dijuluki Parisnya Jawa alias Parijs van Java karena keindahan dan suasananya mirip Ibu Kota Paris, Prancis, di Eropa. Hingga kini pun Bandung masih menjadi magnet bagi para pelancong tanah air, terutama dari Ibu Kota Jakarta.
Selain dikenal sebagai kota yang kreatif kini Bandung juga dikenal sebagai kota dagang. Sektor jasa dan perdagangan kini menjadi andalan Bandung untuk memutar roda perekonomian.
Namun dengan banyaknya permasalahan tadi Wali Kota Bandung yang baru terpilih tahun lalu Ridwan Kamil sadar kota yang dipimpinnya perlu melakukan banyak pembenahan.
Kang Emil, begitu dia akrab disapa, pernah menyampaikan ciri kota sehat adalah warga yang ingin keluar rumah. Bukan dalam rumah.
"Kalau warga Bandung berpikir keluar rumah karena takut macet berarti kotanya sedang sakit," kata dia di Gedung DPRD Kota Bandung, Juni tahun lalu.
Selain kemacetan, permasalahan yang sudah menjadi klasik bagi kota-kota besar di Indonesia kini adalah banjir.
Produksi sampah di Kota Bandung saat ini mencapai 1.500 ton per hari dan 20 persen di antaranya adalah sampah anorganik. Banyaknya sampah itu ikut andil dalam menyebabkan banjir.
Permasalahan banjir, kata Kang Emil, terjadi akibat drainase yang ada sekarang ini sangatlah buruk. Tak pelak hujan sebentar air meluap. Solusinya setiap pembangunan yang ada harus dilengkapi paket gorong-gorong. Baginya gorong-gorong mutlak agar air tak tersendat.
"Ini hanyalah salah satunya, saya menjanjikan Bandung bebas banjir tiga tahun," ujar pria 42 tahun itu seraya mengatakan akan membuat sejuta lubang biopori di beberapa sudut strategis Kota Bandung.
Mampukah Ridwan Kamil membuktikan janjinya? Kita tunggu bersama.