Margriet menangis saat menceritakan kenangan dengan Engeline
Margriet mengaku tidak pernah meminta mengadopsi Engeline.
Dalam persidangan kasus pembunuhan Engeline dengan terdakwa Agustay Hamda May, Margriet C Megawe banyak menangis. Terdakwa ini menceritakan saat membantu biaya kelahiran Engeline. Saat itu dia mengaku didatangi seseorang yang butuh pertolongan untuk biaya persalinan.
"Saya bantu sekitar Rp 1.200.000, saat itu. Saya diantar ke persalinan dan serahkan uang," akunya di PN Denpasar.
Setidaknya uang yang diserahkan total sebesar Rp 1,2 juta, bukan Rp 600 ribu seperti yang pernah dikatakan sebelumnya oleh Rosidik ayah kandung Engeline yang digunakan untuk biaya persalinan.
Dipertegas Margriet sambil menangis, bahwa saat itu dirinya tidak pernah meminta untuk mengambil Engeline. Katanya, orangtua Engeline sendiri yang menyerahkan agar anak itu bisa mendapat perawatan.
Di hadapan Majelis Hakim yang dipimpin Edward Haris Sinaga, selama 30 menit pertanyaan yang diajukan, tidak sedikit pun menyentuh soal kaitannya dengan terdakwa Agustay. Margriet hanya ditanya soal kehidupannya semasih bersama suaminya Douglas dan merawat Engeline. Termasuk soal kedua putri kandungnya Yvone dan Christine.
Terakhir Edward menanyakan soal keberadaan Engeline. Sambil menangis Margriet berusaha menjelaskan langsung dipotong oleh hakim Edward.
"Saya tahunya waktu itu 10 Juni malam di Polresta Denpasar. Tahunya dari Polisi kalau anak saya sudah ditemukan, hanya itu saja," tuturnya kembali sambil menangis.
Margriet mengaku hanya berada di kamarnya saat digelarnya rekonstruksi. Hal itu disampaikannya saat ditanya soal apakah mengetahui lokasi penemuan jenazah Engeline.
"Saya hanya tahu dari cerita polisi di mana anak saya dikuburkan. Katanya di dekat kandang ayam di bagian halaman belakang rumah," aku Margriet.
Akunya, bahwa selama ini dirinya sama sekali tidak pernah diizinkan melihat tempat di mana Engeline dikuburkan. Bahkan saat rekonstruksi di rumahnya, dirinya hanya diperkenalkan masuk di dalam kamarnya.
"Saat ada proses menuju ke tempat anak saya ditemukan, saya mau jalan melihat tetapi tidak dizinkan polisi. Saya hanya disuruh diam saja di dalam kamar," aku Margriet.
Baca juga:
Hakim ketua sidang kasus Engeline sebut 2 terdakwa bisa bebas
Bersaksi dalam sidang Engeline, Aris Merdeka ngeluh pernah dibully
Dalam sidang Margriet, Kak Seto ceramah soal hak anak
Jaksa ini malah tidur pulas dalam sidang kasus Engeline
Film Engeline bisa menggiring opini publik soal pelaku pembunuhan
-
Kenapa Angelina Sondakh enggan dipanggil ustazah? Pertama-tama, aku nggak mau disebut ustazah, karena kalau ditanya pesantren mana, aku dari pondok bambu, lapas, biasanya ustazah kan lulusan pesantren, cuma aku pesantren kehidupan.
-
Kenapa Angelina Sondakh berjualan kue? Angie ingin mengeksplorasi minat barunya di bidang kuliner sambil terus menekuni profesinya di dunia hiburan.
-
Kapan Angelina Sondakh menjadi mualaf? Mengikuti perjalanan panjangnya sebagai mualaf sejak tahun 2008, hingga menjalani hukuman selama 10 tahun di balik jeruji besi, Angelina Sondakh telah menempuh perjalanan hijrah yang mengesankan.
-
Bagaimana Angela menyanggul rambutnya di Istana Berkebaya? Rambut Angela disanggul modern minimalis Dengan sentuhan tusuk konde berwarna emas, sementara bagian depan rambut dijaga terbagi menjadi dua bagian.
-
Apa yang dilakukan Angelina Sondakh saat ini? Setelah lama tak muncul di layar televisi, kini Angelina Sondakh beralih profesi menjadi penjual kue.
-
Apa alasan Juliette Angela mengajukan gugatan cerai? Namun, La Radi Eno mengungkap salah satu poin dalam gugatan cerai yang diajukan oleh Juliette Angela, yaitu permintaan untuk mendapatkan hak asuh anak.