Mar'ie Muhammad, menteri yang berani ukur rumah Soeharto berpulang
Mar'ie Muhammad, menteri yang berani ukur rumah Soeharto berpulang. Semasa menjabat, Mar'ie sosok yang tegas dan bersih. Bahkan dia berani mengukur sendiri luas rumah Soeharto di Jl Cendana untuk pembayaran PBB.
Mantan Menteri Keuangan era Orde Baru, Mar'ie Muhammad meninggal dunia, Minggu (11/12) dini hari. Semasa hidup dia dikenal sebagai pejabat jujur dan meninggalkan banyak kisah teladan.
Mar'ie menjabat sebagai Dirjen Pajak tahun Tahun 1988-1993, kemudian menteri keuangan tahun 1993-1998. Di tengah pemerintahan Orde Baru yang dikenal korup, Mar'ie tidak terpengaruh. Dia bahkan sampai dijuluki 'Mister Clean' karena bersih dari segala macam suap dan korupsi.
Semasa menjabat sebagai Dirjen Pajak, Mar'ie berusaha membersihkan institusi itu dari para pegawai korup yang main mata dengan pengusaha pengemplang pajak.
Buat Mar'ie, jangankan pengusaha, Presiden Soeharto saja harus menyetorkan data yang benar sebagai wajib pajak. Tahun 1989, Direktorat Pajak sedang mengumpulkan data untuk pajak bumi dan bangunan (PBB). Mar'ie pun datang sendiri memimpin tim ke Jl Cendana, kediaman Presiden Soeharto. Mar'ie membawa pita ukur. Dia mengukur sendiri luas rumah Soeharto di Jl Cendana.
"Tak peduli presiden atau pengusaha, soal keharusan membayar pajak, tidak ada pengecualian. Paling tidak selama saya jadi Dirjennya," ujar Mar'ie tegas.
Berkat upaya bersih-bersih Mar'ie itulah selama lima tahun Ditjen Pajak mengumpulkan uang pajak sebesar Rp 19 triliun. Padahal targetnya cuma Rp 9 triliun.
Karena prestasinya, Soeharto mengangkatnya menjadi Menteri Keuangan tahun 1993. Tindakan nyata yang dilakukan Mar'ie adalah menolak dana taktis dan anggaran perjalanan dinas yang dinilainya terlalu besar. Bukan rahasia lagi kalau dua anggaran untuk pejabat Kemenkeu ini berjumlah sangat besar.
Tak seperti menteri lain yang 'ABS' alias 'asal bapak senang', Mar'ie bekerja profesional. Dia berani membantah perintah Soeharto dan beradu argumen. Dia menolak membiayai program pemerintah untuk membeli 39 kapal perang dari Jerman timur tahun 1993 yang dinilai terlalu mahal. Akhirnya dari total USD 1,1 miliar hanya USD 319 juta, yang disetujuinya. Begitu juga dengan proyek pesawat CN 235. Mar'ie tak langsung setuju karena saat itu tidak ada dana yang cukup.
Kesederhanaan Marie juga ditularkan pada keluarganya. Dia melarang anak-anaknya naik mobil ke kampus atau sekolah.
Selamat jalan Mr Clean.